BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Kompetensi guru dalam
teknik broadcasting adalah kemampuan dalam meningkatkan pemahaman dan
meningkatkan keterampilan dalam penerapan teknologi dan rekayasa dalam bidang
elektronika. Perkembangan teknologi broadcasting yang semakin berkembang dewasa
ini, menjadi salah satu keahlian yang sangat diminati oleh masyarakat terutama
generasi muda kita. Dengan adanya perkembangan teknologi elektronika ke arah
multimedia tentunya keahlian teknik broadcasting menjadi sangat kompleks.
Hal ini, tidaklah mudah dapat dipelajari secara
mandiri. Untuk dapat memahami dan menerapkan teknologi rekayasa elektronika ke
dalam teknik broadcasting diperlukan pemahaman konsep, teknik, dan sistem
broadcasting. Maka, untuk menyalurkan minat masyarakat terutama kaum muda kita
pada bidang broadcasting, pemerintah melalui Depdikbud telah membuka program
keahlian teknik broadacasting dan menjadikan salah satu program keahlian pada
pendidikan kejuruan di Sekolah Menengah Kejuruan.
Melalui Pengembangan
Industri kreatif berbasis SMK, Direktorat PSMK (2009:11) yang dikutip oleh Endang Sadbudhy Rahayu dan I Made Nuryata
(2011:2) menuliskan:
”Sebagai lembaga pendidikan yang
merupakan garda depan pendukung perkembangan
industri kreatif di Indonesia, SMK memerlukan informasi lapangan pekerjaan dan kompetensi keahlian dari setiap
lapangan. Dengan demikian
mereka akan lebih dapat berperan serta sebagai penghasil tenaga kerja (SDM) atau wiarausahawan yang kreatif,
produktif dan tangguh...”
Dari uraian diatas maka Pendidikan
kejuruan (SMK) pada dasarnya bertujuan mengembangkan keterampilan, kemampuan,
sikap kebiasaan kerja dan pengetahuan bagi calon pekerja guna memenuhi dan
mengembangkan keterampilan kerja agar mampu menjadi pekerja yang produktif.
Sehingga memenuhi perannya, SMK menjalin
kerjasama dengan berbagai lembaga institusi, industri dan dunia usaha dan
lulusan SMK benar-benar memenuhi kompetensi yang diharapkan dan sebagai
penyiapan SDM yang handal.
Dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Dari ketentuan peraturan tersebut di
atas dapat dikemukakan bahwa SMK mempunyai tujuan agar lulusannya pada akhirnya
siap memasuki lapangan kerja dan atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi. Dalam konteks siap memasuki lapangan kerja adalah sebagai tenaga
kerja tingkat menengah untuk memenuhi kebutuhan lapangan kerja, maupun secara
mandiri berwirausaha sehingga dapat menciptakan lapangan kerja.
Proses pembelajaran Broadcasting dalam kurikulum
2013 yang pelaksanaan tertuang dalam Permendikbud nomor 65 tahun 20013 yang
penerapannya pada pendekatan scientific.
Pendekatan scientific termasuk
pembelajaran inkuiri pada konstruktivisme. Pendekatan scientific meliputi: mengamati, menanya,
mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata
pelajaran. Imas Kurniasih & Berlin Sani (2014: 48) Penerapan
pendekatan scientific (meliputi:
mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta
untuk semua mata pelajaran)
Dalam
kurikulum 2013 Broadcasting digolongkan ke dalam pengetahuan transcience-knowledge, yaitu mengembangkan
pengetahuan dan melatih keterampilan kecakapan hidup berbasis seni dan
teknologi berbasis ekonomis. Pembelajaran ini berawal dengan melatih kemampuan
ekspresi-kreatif untuk menuangkan ide dan gagasan agar menyenangkan orang lain,
dan dirasionalisasikan secara teknologis sehingga keterampilan tersebut
bermuara apresiasi teknologi terbarukan, hasil ergonomis dan aplikatif dalam
memanfaatkan lingkungan sekitar dengan memperhatikan dampak ekosistem,
manajemen dan ekonomis. Broadcasting merupakan mata pelajaran peminatan
bertujuan untuk pengelolaan produksi siaran televisi dan radio.
Broadcasting
merupakan
disiplin ilmu yang perlu dipelajari, harapan
setelah mempelajarinya diharapkan tergugah motivasi peserta didik untuk
berbuat, bertindak demi dirinya sendiri dan untuk orang lain. Broadcasting
di Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan untuk melatih keterampilan tentang
broadcasting, peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan dari yang lulus mampu
menguasai teknologi penyiaran, sehingga
menjadi broadcaster yang handal. Kemampuan
seseorang dalam broadcasting, dapat dimatangkan melalui proses pendidikan.
Seseorang yang menjadi broadcaster
adalah mereka yang mengenal potensi dirinya dan belajar mengembangkan
potensinya untuk menangkap peluang serta mengorganisir usahanya. Kelompok program
keahlian broadcasting termasuk dalam mata pelajaran kelompok C
(Peminatan) yaitu harus dipelajari peserta didik untuk jurusan Broadcasting.
SMK Negeri 2 Kota Jambi merupakan sekolah kejuruan bidang bisnis dan manajemen
dan kelompok teknik teknologi. Kelompok bisnis dan manajemen terdiri dari
jurusan Akuntansi, Pemasaran, Perkantoran, Pariwisata.
Kelompok teknik
teknologi terdiri dari jurusan Multimedia, Grafika, dan Broadcast. Dalam
Kurikulum 2013 tujuan pembelajaran
Broadcasting secara keseluruhan adalah (1) Memfasilitasi peserta didik mampu
berekspresi kreatif melalui keterampilan teknik berkarya ergonomis, teknologi
dan ekonomis; (2) Melatih keterampilan mencipta karya berbasis estetis, artistik,
ekosistem dan teknologis; (3) Melatih memanfaatkan media dan bahan berkarya seni
dan teknologi melalui prinsip ergonomis, hygienis, tepat-cekat-cepat,
ekosistemik dan metakognitif; (4) Menghasilkan karya jadi maupun apresiatif
yang siap dimanfaatkan dalam kehidupan, maupun berisfat wawasan dan landasan
pengembangan apropriatif terhadap teknologi terbarukan dan teknologi kearifan
local; (5) Menumbuhkembangkan jiwa wirausaha melalui melatih dan mengelola
penciptaan karya (produksi), mengemas, dan usaha menjual berdasarkan prinsip
ekonomis, ekosistemik dan ergonomis.
Ruang lingkup materi paket keahlian
pertelevisian dan Radio di Sekolah Menengah Kejuruan terdiri dari : (1)
perekaman, (2) Editing, (3) Skenario dan
(4) produksi acara.
Pembelajaran
mata pelajaran di paket keahlian pertelevisian dan radio belum berhasil jika
dilihat dari parameter tidak mahir menggunakan teknologi penyiaran. Permasalahan
belum berhasil jika dilihat dari parameter pengelolaan produksi dan siaran pada
media televisi dan radio, hal ini dilihat dari esensi kurikulum paket keahlian lebih
menekankan terlebih dahulu penguasaan dasar-dasar broadcasting. Sementara
penguasaan teknologi penyiaran secara
kontekstual belum diterapkan secara maksimal. Menghadapi kondisi ini guru
selalu berinovasi dalam memanfaatkan sumber belajar. Sumber belajar yang dapat
mendukung terlaksananya proses pembelajaran tentunya akan memberikan keuntungan
tersendiri bagi peserta didik. Salah satu sumber belajar yang mendukung proses
pembelajaran adalah bahan ajar salah satunya buku ajar.
Bahan
ajar atau buku ajar salah satu komponen penting dalam pembelajaran, karena
menjadi pegangan guru dan menjadi bacaan siswa yang berisikan materi
pembelajaran, metode, model, latihan dan evaluasi. Dalam proses pembelajaran
bahan ajar atau buku ajar harus dikaji, dicermati, dipelajari dan dijadikan
bahan materi yang akan di kuasai oleh peserta didik karena tanpa bahan
ajar maka pembelajaran tidak
menghasilkan apa-apa. Bahan ajar menurut Panen dan Purwanto (2001:6) bahan ajar
sebagai bahan-bahan atau materi yang disusun secara sistematis yang digunakan
dalam proses pembelajaran. Bahan ajar mempunyai struktur dan urutan yang
sistematis, menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, memotivasi siswa
untuk belajar, mengantisipasi kesukaran belajar siswa dalam bentuk penyediaan
bimbingan bagi siswa untuk mempelajari bahan tersebut, memberikan latihan yang
banyak bagi siswa, menyediakan rangkuman, dan secara umum berorientasi pada
siswa secara individual.
Salah
satu masalah yang dihadapi oleh guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih
dan menentukan bahan ajar atau materi pembelajaran yang tepat dalam rangka
membantu siswa mencapai kompetensi, karena dalam kurikulum atau silabus, materi
bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk materi pokok. Menjadi tugas guru untuk
menjabarkan materi pokok tersebut sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap,
maka dituntut kreativitasnya guru untuk mampu menyusun bahan ajar yang
inovatif, variatif, menarik, kontekstual dan sesuai dengan tingkat kebutuhan
peserta didik, serta menyenangkan.
Pembelajaran broadcasting di SMK Negeri 2 Kota Jambi
proses pembelajaran peranan yang dimainkan guru dalam mengelola kegiatan
belajar mengajar lebih dominan, sedangkan peserta didik pasif. Dari segi sarana
dan prasarana, proses mata pelajaran di paket keahlian di SMK Negeri 2 Kota
Jambi belum memadai. Saat ini buku yang tersedia sangat terbatas, bahkan buku
yang ada sebagai pegangan guru dan siswa buku teks
pelajaran yang tersedia diperjualbelikan di toko buku, buku sumbangan dari pemerintah,
dan LKS yang dibeli melalui para
penyalur yang sering datang ke sekolah-sekolah dimana bahan ajar yang
digunakan bahan ajar konvensional. Sementara saat ini
di harapkan pembelajaran harus bersifat student-learning
dimana siswa harus aktif dalam proses pembelajaran yang akhirnya hasil belajar
maupun aktivitas peserta didik diharapkan juga meningkat.
Bahan
ajar untuk mata pelajaran Broadcasting paket keahlian selama ini berupa modul
secara geris besar yang diterbitkan oleh persatuan guru broadcast Indonesia,
yang pelaksanaannya tergantung pada kreatifitas guru untuk menguraikan materi
pembelajaran. Perhatian pada karakteristik peserta didik dan juga model
pembelajaran yang dilaksanakan masih teacher
oriented dengan menggunakan metode ceramah sehingga pembelajaran kurang menarik sebagai akibatnya ada
kebosanan dan kejenuhan dari peserta didik. Materi yang padat pada modul diterapkan
seadanya, dan terkesan kurang menarik.
Pada
kurikulum 2013 bahan ajar berupa buku teks mata pelajaran paket keahlian memang
disiapkan oleh pemerintah namun hingga diluncurkan kurikulum 2013 ini buku teks
ini pun belum ada sementara proses pembelajaran tetap berlangsung dan
membutuhkan bahan ajar buku sebagai sumber belajar. Hal inilah yang menjadi alasan
peneliti untuk melakukan penelitian pengembangan khususnya pengembangan bahan
ajar buku pegangan pembelajaran mata pelajaran Broadcasting paket keahlian dari
bahan ajar yang ada sebelum kemudian dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip
penyusunan bahan ajar yang baku, yaitu dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik, gaya belajar peserta didik, kondisi tempat tinggal peserta didik.
Peneliti berharap dengan adanya bahan ajar berupa buku ajar sebagai buku
pendamping melengkapai buku dari pemerintah yang telah ditata ulang ini akan
dapat memotivasi belajar peserta didik dan meningkatkan hasil belajar peserta
didik.
Hasil analisis dari temuan
fakta-fakta diatas maka dapat dikemukan bahwa proses pembelajaran menunjukan
bahwa: (1) belum maksimalnya menggunakan sumber belajar; (2) pembelajaran yang
berfokus pada guru; (3) kurangnya motivasi siswa dalam belajar; (4) strategi
pembelajaran yang kurang inovatif dan cenderung monoton; (5) perbedaan individu
peserta didik yang memiliki gaya belajar yang berbeda kurang diperhatikan; (6)
materi pembelajaran yang tidak kontekstual.
Berdasarkan
beberapa fakta-fakta yang telah dipaparkan
di atas maka perlu adanya pengembangan bahan pembelajaran
mata pelajaran Broadcasting Paket Keahlian Pertelevisian dan Radio pada siswa
SMK. Bertolak dari hal tersebut maka peneliti mengembangkan bahan ajar untuk
pembelajaran mata pelajaran Paket Keahlian Pertelevisian dan Radio di kelas XI
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Pada Paket Keahlian
Pertelevisian dan Radio Untuk Siswa Kelas XI di Sekolah Menengah Kejuruan 2
Kota Jambi”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di atas, pengembangan
bahan ajar Broadcasting pada paket keahlian pertelevisian dan radio dipandang
penting, karena permasalahan terkait yang dapat dididentifikasikan adalah:
1. Kebutuhan yang
mendesak bagi guru dan siswa akan bahan ajar Broadcasting paket keahlian
pertelevisian dan radio berbasis kurikulum 2013 untuk siswa SMK kelas XI dalam
rangka memenuhi tuntutan pembelajaran di SMK Negeri 2 Kota Jambi.
2. Terbatasnya bahan
ajar Broadcasting paket keahlian pertelevisian dan radio yang relevan dengan kurikulum
2013 yang sedang berlaku.
3. Pembelajaran
Broadcasting paket keahlian pertelevisian dan radio memerlukan bahan ajar yang
sesuai dengan karakteristik siswa SMK Negeri 2 Kota Jambi.
4. Bahan ajar
Broadcasting paket keahlian pertelevisian dan radio diperlukan untuk meningkatkan
minat dan motivasi peserta didik dalam dunia penyiaran.
5. Kegiatan
pembelajaran mata pelajaran Broadcasting paket keahlian pertelevisian dan radio
berbasis pada teknologi penyiaran.
6. Bahan ajar mata
pelajaran Broadcasting paket keahlian pertelevisian dan radio yang sesuai
dengan karakteristik siswa SMK Negeri 2 Kota Jambi perlu dikembangkan dengan
prosedur research and development yang
tepat.
1.3 Pembatasan Masalah
Dikarenakan pembahasan broadcasting ini luas dan kompleks
serta butuh ketelitian dan kehati-hatian, penelitian pengembangan dibatasi pada
kompetensi dasar menghayati
keberhasilan dan kegagalan pembelajaran paket keahlian pertelevisian dan radio,
bagi siswa kelas XI di SMK Negeri 2
Kota Jambi.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan
kajian-kajian pendahuluan sebagaimana dikemukakan di atas,
maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
“Bagaimana prosedur atau langkah-langkah pengembangan
bahan ajar broadcasting paket keahlian pertelevisian dan radio berbasis kurikulum 2013 untuk siswa SMK
kelas XI yang sesuai dengan karakteristik siswa SMK Negeri 2 Kota Jambi”?
1.5 Tujuan
Penelitian
Selaras dengan masalah yang telah dirumuskan di atas,
penelitian pengembangan ini bertujuan untuk :
Untuk mendeskripsikan prosedur atau langkah-langkah pengembangan
bahan ajar Broadcasting paket
keahlian pertelevisian dan radio berbasis kurikulum 2013 untuk siswa kelas XI SMK yang
sesuai dengan karakteristik siswa.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermuara pada
pengembangan bahan ajar dengan fokus pada bahan ajar Broadcasting paket keahlian pertelevisian dan radio. Pengembangan bahan ajar ini dipandang
penting dan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Sebagai
pegangan atau panduan guru dan siswa dalam proses pembelajaran Broadcasting
pada paket keahlian
pertelevisian dan radio Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 2 Kota Jambi.
2. Membantu
guru dalam membuat program pembelajaran Broadcasting khususnya paket keahlian pertelevisian dan radio, sehingga dengan adanya bahan ajar
memungkinkan pembelajaran berkelanjutan.
3. Menyeragamkan
materi pembelajaran Broadcasting, khususnya di tingkat menengah atas, sehingga
para guru Broadcasting memiliki pandangan yang sama.
5. Melengkapai
bahan ajar sebagai sumber bahan bacaan bagi siswa pada pelajaran Broadcasting,
sekaligus memberikan latihan dalam mengukur kompetensi peserta didik dalam
menyerapan materi pelajaran tersebut.
6. Menambah
bahan kepustakaan SMK Negeri 2 Kota Jambi
1.7 Spesifik Produk Yang di
Harapkan
Produk
yang dihasilkan adalah bahan ajar berupa buku pelajaran pegangan siswa dengan spesifikasi sebagai berikut:
1.
Buku/materi ajar difokuskan pada paket keahlian
pertelevisian dan radio, yang terbagi menjadi empat bagian keahlian, yaitu :
perekaman (4 jam), editing (4 jam), skenario (4 jam) dan produksi acara (6
jam), total jam pelajaran pada paket keahlian pertelevisian dan radio adalah 18
jam selama satu minggu dari 48 jam secara keseluruhan.
2.
Masing-masing keahlian tersebut terdiri dari beberapa
mata pelajaran di dalamnya. Setiap akhir mata pelajaran akan diberikan evaluasi
untuk mengetahui siswa menguasai pembelajaran atau tidak.
3.
Buku/materi ajar ini merupakan bagian pertama, karena
paket keahlian pertelevisian dan radio baru dikenalkan kepada siswa untuk
pertama kalinya di semester ganjil kelas XI SMKN 2 Jambi.
4.
Setiap mata pelajaran didalamnya dilengkapi dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar pembelajaran yang berdasarkan pada
tujuan pembelajan. Materi akan dijelaskan secara jelas dan menarik, karena akan
ada interaksi berupa pertanyaan kepada siswa yang menggunakan buku terhadap
materi yang dijelaskan. Siswa yang menggunakan buku tersebut dapat belajar
sendiri (self contering)
5.
Bentuk fisik materi ajar berupa bahan cetak dengan tata
letak dan pilihan huruf yang sesuai yaitu times new romans dengan ukuran 12,
dilengkapi dengan gambar, tabel, dan strategi pembelajaran paket keahlian pertelevisian dan radio untuk
mempermudah memahaminya dilengkapi dengan latihan mandiri.
6.
Materi ajar yang dibuat dicetak di atas kertas ukuran standar
buku bacaan/paket dengan sampul soft
cover bergambar.
7.
Materi ajar yang akan dikembangkan berjudul
”Bahan Ajar Broadcasting Paket Keahlian Pertelevisian dan Radio Berbasis Kurikulum 2013 Untuk
Siswa Kelas XI Pada Sekolah Menengah Kejuruan 2 Kota Jambi”. yang berisikan
uraian materi pembelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, model
pembelajaran dan kegiatan pembelajaran.
8.
Materi ajar yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan
dan karakteristik peserta didik yang bermacam-macam latar belakang disemester
ganjil. Komponen mata pelajaran broadcast pada paket keahlian pertelevisian dan radio, dibagi menjadi empat bab, yang
terdiri dari : (1) perekaman, (2) editing, (3) skenario dan (4) produksi acara.
9.
Penyajian materi ajar, diarahkan mulai (a) judul bab,
(b) peta konsep, (c) pendahuluan, (d) materi ajar (e) gambar penunjang membantu
peserta didik memahami konsep-konsep lebih jelas, (f) uji kompetensi yang harus
dikerjakan peserta didik (g) contoh pengelolaan produksi dan siaran pada media
televisi dan radio, (h) refleksi mengingat kembali materi yang diberikan, (i)
rangkuman memuat gagasan atau materi
pokok setiap bab dengan kalimat ringkas atau pendek, (j) evaluasi bab, (k)
arena kreativitas yang berisi karya produk program siaran televisi dan radio.
1.8 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
1.8.1.
Asumsi Pengembangan
Pengembangan bahan ajar mata pelajaran broadcast paket keahlian pertelevisian dan radio ini
didasarkan pada beberapa asumsi penulis antara lain:
1. Ketersedian
bahan ajar dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, membantu guru
dalam menyusun rencana pembelajaran dan penilaian.
2. Ketersedian bahan ajar ini dapat membantu
peserta didik dalam belajar dengan mengulang-ulang materi pembelajaran sehingga
hasil belajar meningkatkan.
3. Salah satu upaya meningkatkan pengetahuan,
pemahaman dan kecintaan peserta didik terhadap dunia penyiaran dan mampu
menciptakan dengan cara memberikan penjelasan yang benar sesuai dengan tingkat
kebutuhannya.
1.8.2 Keterbatasan Pengembangan.
Pengembangan
bahan ajar Broadcasting paket
keahlian pertelevisian dan radio ini terbatas pada kegiatan
perekaman, editing, skenario dan produksi acara untuk peserta didik kelas XI
SMK semester ganjil di Kota Jambi, yang penyajiannya pada teori, konsep dan
fakta yang terungkap dari literatur buku, majalah, dan jurnal penelitian dan
internet. Untuk paket keahlian pertelevisian dan radio di semester selanjutnya
(semester genap) merupakan kelanjutan
dari buku ini yang telah di buat.
0 komentar:
Posting Komentar