Delicious LinkedIn Facebook Twitter RSS Feed

GURU INISIATOR

GURU INISIATOR DALAM KELAS

Oleh :
Novi Ariyani S.Pd



Siswa punya penilaian sendiri, apakah gurunya menyenangkan atau tidak. Setiap siswa punya karateristik yang berbeda, pemahanan guru dengan siswanya sangat diperlukan. Dukungan dan perhatian guru pada siswanya seperti memperhatikan keberhasilan siswa walaupun kecil dapat membangkitkan motifasi dan kreatifitas siswa.

Pembelajaran dikelas bersifat pribadi, rumit dan sensitif. Untuk itu, seorang guru harus memiliki kemampuan dan memahami kondisi kelas secara jeli. Cepat merasa puas dengan kemampuan belajar yang dimiliki akan membawa profil guru kedalam bentuk stagnan dalam mengajar dan resisten terhadap perubahan. Memiliki good solution to solved the problems  yang harus diciptakan oleh guru.

Ada sejumlah alternatif yang dapat dijadikan acuan dalam mengajar. Karakteristik seorang guru menjadi salah satu poin penting dalam keberhasilan proses belajar mengajar. Selain itu juga ditunjang dengan metode, teknik dan pendekatan personal yang digunakan.

Hubungan siswa dan guru haruslah baik dalam prilaku dan lisan yang diucapkan. Suasana rileks dalam proses belajar mengajar membuat kebanyakan siswa menyukainya. Seperti memberikan humor ditengah-tengah pelajaran. Tapi tidak kebablasan menjadi ajang lawak atau ketawa-ketiwi di dalam kelas. Humor yang diberikanpun disesuaikan dengan usia dan pemahaman siswa. Dengan catatan masih dalam konteks wajar. Serius dan konsentrasi pada materi pelajaran dapat dijaga.

Untuk menciptakan sesuatu hal yang belum pernah untuk dicobakan, terkadang tidak dipikirkan oleh guru, kecendrungan memilih hal yang lebih praktis. Adanya ide baru lebih kita kenal sebagai ‘inisiatif’. Kata inisiatif sendiri seringkali kita dengar dimanapun dan kapanpun. Inisiatif dapat timbul dari mana saja, yang tercipta karena adanya dorongan/keinginan dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Yang jelas, bila kita cermati kebiasaan kita didalam kelas yang setiap harinya terjadi kegiatan yang sama, sedikit perubahan atau bahkan tidak ada perubahan sebaiknya segera “will be change”.

Suatu contoh situasi belajar dalam kelas yang dimulai dengan metode ceramah, tetapi tidak terjadi interaksi didalam pelaksanaanya dan guru memberikan latihan setelah materi diberikan. Hal ini dapat terjadi bila waktu pelajaran akan segera habis, dan membuat guru cepat-cepat untuk menyelesaikan pembelajaran dengan tujuan tercapainya tujuan pembelajaran pada pertemuan kali ini. Bukankah akan lebih baik bila guru dapat memilih/mencari solusi cerdas dengan mencoba cara baru.

Tujuan inisiatif terbagi dua yaitu : Inisiatif yang ditujukan pada pribadi guru dan inisiatif yang ditujukan kepada siswa.

Inisiatif yang tujukan pada pribadi guru, artinya guru sendiri yang memiliki keinginan/inisiatif. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh seorang guru di dalam kelas adalah : (a). Mengefektifkan penyampaian materi, sesuai dengan kemampuan yang ingin dicapai (skill focus). Menciptakan keriangan dalam mengerjakan tugas, hindari prilaku buruk yang dapat menggangu konsentrasi siswa belajar, seperti bunyi handphone. (b). Mengkritik siswa tidak secara langsung. Misalnya dalam pelajaran bahasa Inggris siswa keliru dalam mengucap kata/kalimatnya, jangan mengkritiknya secara langsung dan tekankan pada teman kelasnya agar tidak menertawakannya. Sedikit perubahan yang telah diberikan siswa, guru harus menilainya. Disini guru bertanggung jawab bagi terciptanya kesehatan memtal pendidik. (c) Memanfaatkan waktu pembelajaran, dengan tidak membebani siswa dengan tugas yang banyak, ciptakan tempo yang sesuai dengan kemampuan siswa. Jangan memberikan materi pelajaran dengan satu posisi saja. Ubahlah gaya mengajar anda bila sudah terasa monoton, lakukan kontak mata dengan siswa. (d) Perubahan setting kelas. Pada saat tertentu ubahlan setting meja dan kursi atau sesekali belajar dilakukan diluar kelas (outdoor). (e) Menjadi guru yang atraktif, sehingga kehadirannya selalu ditunggu, karena diharapkan membawa hal-hal yang baru. Berikan garis besar pelajaran berikutnya pada akhir sesi pelajaran.

          Seperti pendapat Thoifuri, dalam bukunya “Menjadi Guru Inisiator” guru dapat dikatan sebagai inisiator apabila memiliki ciri antara lain: mengembangkan hal yang sudah ada menjadi lebih sempurna, menemukan hal-hal baru yang belum ada dalam dunia pendidikan, selalu mengacu pada tujuan pendidikan nasional, isntitusional, dan kurikuler, selalu mempunyai gagasan baru untuk diterapkan ke dalam kelas, mampu memadukan antara teori dengan praktik, mampu menjabarkan buku teks ajar dengan lingkungan sekitar, memotivasi anak mempelajari lingkungan alam untuk disesuaikan dengan buku teks ajar, memberikan contoh pada peserta didiknya untuk disiplin dan bertanggung jawab, memotivasi anak didik untuk mengadakan pengamatan sosial dan penelitian ilmiah pada alam,  dan memotivasi peserta didik untuk mengkritisi buku teks ajar dan mengembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat global.

Inisiatif yang ditujukan kepada siswa. Guru sebagai inisiator bagi siswanya. Terkadang seorang siswa akan tergerak untuk dapat menjadi lebih maju bila ia melihat sosok yang dapat ditirunya dan kecendrungan ingin menjadi seperti yang dilihatnya. Untuk menciptakan keberhasilan dalam mengajar seorang guru harus dapat menjadi inisiator di dalam kelas.

Siswa juga memiliki inisiatif, dan tentunya tidaklah sama antara satu sama lain. Dapat diklasifikasikan inisiatif siswa pada materi pelajaran dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut :

Pertama, siswa yang tidak memiliki inisiatif, sehingga apapun yang dilakukannya tidak pernah benar. Siswa ini dapat kita anggap sebagai sumber masalah baik dalam tugasnya dan interaksinya dengan temannya. Siswa ini selain cuek, yang memperparah mereka adalah meskipun telah diberitahukan hal yang benar, mereka tidak dapat melakukan dengan benar. Namun, kondisi seperti ini bukan berarti tidak dapat diperbaiki lagi, dan jangan mengasingkannya.  
Kedua, siswa yang telah melakukan tugas dengan benar setelah diberitahukan lebih satu kali. Siswa jenis ini tentunya lebih baik dari pada jenis yang pertama. Hal yang perlu dimiliki oleh guru adalah sedikit rasa sabar dalam memberikan arahan yang jelas, dan jangan secara langsung menyalahkan mereka.
Ketiga, siswa yang melakukan tugas yang benar saat diberi tahukan sekali. Rata-rata siswa banyak pada jenis ini dan digolongkan pada jenis yang terbesar/ kelompok standar.
Keempat, siswa yang melakukan hal yang benar tanpa harus diberi tahukan, artinya mereka memahami dan mempelajari sendiri dan menemukan jawabannya. Dan biasanya inilah yang dikatakan siswa yang memiliki inisiatif. Siswa yang inisiatif biasanya merajadi juara dikelasnya.

Guru inisiator adalah guru masa depan, yang akan membawa perubahan dalam dunia pendidikan. Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesionalnya. Tidak ada salahnya untuk mencontoh keberhasilan pendidikan yang dimiliki oleh negara maju, selama itu bisa dan dapat diterapkan. guru harus melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya secara terus menerus.

Disamping itu, guru masa depan harus paham penelitian guna mendukung terhadap efektivitas pengajaran yang dilaksanakannya, sehingga dengan dukungan hasil penelitiaan guru tidak terjebak pada praktek pengajaran yang menurut asumsi mereka sudah efektif, namum kenyataannya justru mematikan kreativitas para peserta didiknya. Begitu juga, dengan dukungan hasil penelitian yang mutakhir memungkinkan guru untuk melakukan pengajaran yang bervariasi dari tahun ke tahun, disesuaikan dengan konteks perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berlangsung.

Itulah sedikit pandangan mengenai guru inisiator (agent of change) dalam kelas. Kunci sukses dimulai dengan inisiatif, seperti yang dikatakan oleh seorang motivator dunia Anthony Robbins “succes comes from taking the initiative and following up … presisting … eloquently expressing the depth of your love”. Guru inisiator akan menciptakan siswa yang inisiatif. Bukankah akan lebih cerdas jika banyak siswa inisiatif dalam proses belajar mengajar di sekolah.

 "SALAM PENDIDIKAN"

0 komentar:

Posting Komentar