INI adalah tugas untuk mencari pengertian dari beberapa istilah dalam Filsafat Pendidikan.
Semoga bermanfaat buat pembaca.
================================================================
POSTULAT,
DALIL, ASUMSI, AKSIOMA, HIPOSTESIS, PARADIGMA DAN TEORI DALAM PENDIDIKAN
Nama : Novi Ariyani
Kelas/
Angkatan : B / X
Program
Studi : Magister
Jurusan : Teknologi Pendidikan
Tugas
: Filsafat
A.
POSTULAT
Postulat adalah pernyataan
yang diterima tanpa ada yang menyamakan postulat dengan aksioma sehingga mereka
dapat dipertukarkan. Ada yang berpendapat bahwa ada harapan bahwa pada suatu
saat postulat dapat dibuktikan. Dapat dijumpai penggunaan postulat adalah
pernyataan matematika yang disepakati benar tanpa pembuktian, dalam geometri:
setiap garis paling sedikit berisi dua titik berbeda.
Contoh
Postulatpembuktian dan dapat digunakan sebagai premis pada deduksi.
1. Postulat
Geometri
Dengan mistar dan jangka :
• Dapat dilukis garis lurus dari suatu titik ke
titik lain.
• Dapat
dihasilkan garis lurus terhingga dengan sebarang panjang
• Dapat
dilukis lingkaran dengan sebarang titik sebagai pusat dan jari-jari sebarang
panjang
2. Postulat
Ekivalensi Massa
a. Hukum lembam Newton menggunakan massa lembam,
m G = ma
b. Hulum gravitasi Newton menggunakan massa
gravitasi, m dan M
c. Postulat : massa lembam m = massa
gravitasi m (dapat diterangkan oleh Einstein)
3. Postulat
Robert Koch (berupa etiologi spesifik).
a. Mikroba tertentu menyebabkan penyakit tertentu
(setelah Pasteur menemukan mikroba).
b. Dengan kata lain: setiap penyakit disebabkan
oleh satu sebab mikroba tertentu.
B.
DALIL
Dalil (theorem)
biasanya digunakan pada matematika, hukum pada ilmu alam. Hubungan tetap di
antara besaran. Teorema/dalil adalah suatu pernyataan matematika yang
masih memerlukan pembuktian. Dalam geometri: jika dua buah bidang yang berbeda
beririsan(berpotongan) maka irisanya berupa garis.
Contoh: Pada TEOREMA
Contoh: Pada TEOREMA
Teorema adalah
pernyataan hubungan definisi dengan definisi lainnya. Contoh: Teorema
Pythagoras menyatakan hubungan ketiga sisi segitika siku-siku, Teorema
Langrange menyatakan hubungan grup hingga dengan subgrup-nya. Bagaimana
memahami suatu teorema. Belajar begaimana membuat teorema baru dari
asumsi-asumsi yang telah diketahui. Belajar melihat hubungan definisi dengan
definisi lainnya sehingga bisa ditarik suatu teorema
C.
AKSIOMA
Kata aksioma berasal
dari Bahasa Yunani αξιωμα (axioma),
yang berarti dianggap berharga atau sesuai atau dianggap terbukti dengan
sendirinya. Kata ini berasal dari αξιοειν (axioein), yang berarti dianggap berharga,
yang kemudian berasal dari αξιος (axios), yang berarti berharga. Di antara
banyak filsuf Yunani,
suatu aksioma adalah suatu pernyataan yang bisa dilihat kebenarannya
tanpa perlu adanya bukti.
Kata aksioma juga
dimengerti dalam matematika. Akan tetapi, aksioma dalam
matematika bukan berarti proposisi yang terbukti dengan sendirinya.
Melainkan, suatu titik awal dari sistem logika. Misalnya, nama lain dari
aksioma adalah postulat. Suatu aksioma adalah basis dari sistem logika formal
yang bersama-sama dengan aturan inferensi mendefinisikan logika.
Aksioma adalah pendapat
yang dijadikan pedoman dasar dan merupakan Dalil Pemula, sehingga kebenarannya
tidak perlu dibuktikan lagi. Aksioma yaitu suatu pernyataan yang diterima
sebagai kebenaran dan bersifat umum, tanpa memerlukan pembuktian. Contoh aksioma
umumnya sama dengan postulat, hanya aksioma banyak ditemukan di aljabar,
sedangkan postulat di geometri.
Contoh
aksioma :
1. Melalui dua titik
sembarang hanya dapat dibuat sebuah garis lurus.
2. Jika
sebuah garis dan sebuah bidang mempunyai dua titik persekutuan, maka
garis itu seluruhnya terletak pada bidang.
3. Melalui
tiga buah titik sembarang hanya dapat dibuat sebuah bidang.
4. Melalui
sebuah titik yang berada di luar sebuah garis tertentu, hanya dapat
dibuat sebuah garis yang sejajar dengan garis tertentu
tersebut.
D.
HIPOTESIS
Hipotesis atau hipotesa adalah
jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih
harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan
jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti. Hipotesis
menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan
hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat
saja dengan sengaja menimbulkan/ menciptakan suatu gejala.
Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen.
Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.
Contoh: Apabila
terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja
menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkanpengalamannya bahwa
(karena langit mendung, maka...) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila
ternyata beberapa saat kemudia hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar.
Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun
hujan, maka hipotesisnya dinyatakan keliru.
Hipotesis berasal
dari bahasa Yunani
: hypo = dibawah ; thesis = pendirian, pendapat yang
ditegakkan, kepastian. Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang
digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang
mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti,
dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut
dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di
dalamnya.
Ketika berfikir untuk
sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai sebuah anggapan,
perkiraan, dugaan, dan sebagainya. Hipotesis juga berarti sebuah
pernyataan atau proposisi yang
mengatakan bahwa diantara sejumlah fakta ada hubungan tertentu.
Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di
dalam penelitian, salah satu diantaranya
yaitu Penelitian sosial.Proses pembentukan
hipotesis merupakan sebuah proses penalaran,
yang melalui tahap-tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam
pembuatan hipotesis ilmiah,
yang dilakukan dengan sadar, teliti, dan terarah. Sehingga dapat dikatakan
bahwa sebuah Hipotesis merupakan satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji.
Hipotesis merupakan
elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian kuantitatif. Terdapat tiga
alasan utama yang mendukung pandangan ini diantaranya:
1. Hipotesis
dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori.
Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang
digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab
dan akibat dari konflik dapat
dijelaskan melalui teori mengenai konflik.
3. Hipotesis
adalah alat yang
besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena
membuat ilmuwan dapat
keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk
menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat
peneliti yang menyusun dan mengujinya
E.
PARADIGMA
Paradigma dalam
disiplin intelektual adalah cara pandang seseorang terhadap diri dan
lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif),
bersikap (afektif),
dan bertingkah laku (konatif).Paradigma
juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktek yang di
terapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama, khususnya,
dalam disiplin intelektual.
Kata paradigma sendiri
berasal dari abad pertengahan di Inggris yang merupakan kata serapan dari bahasa Latin ditahun
1483 yaitu paradigma yang berarti suatu model atau pola; bahasa
Yunani paradeigma (para+deiknunai) yang berarti untuk "membandingkan",
"bersebelahan" (para) dan memperlihatkan (deik)
F.
TEORI
Teori adalah
serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan
yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan
menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel,
dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah. Labovitz dan Hagedorn
mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran “pemikiran teoritis” yang mereka
definisikan sebagai “menentukan” bagaimana dan mengapa variable-variabel dan
pernyataan hubungan dapat saling berhubungan.
Kata teori memiliki
arti yang berbeda-beda pada bidang-bidang pengetahuan yang
berbeda pula tergantung pada metodologi dan
konteks diskusi. Secara umum, teori merupakan analisis hubungan antara fakta
yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta. Selain itu,
berbeda dengan teorema,
pernyataan teori umumnya hanya diterima secara "sementara" dan bukan
merupakan pernyataan akhir yang konklusif. Hal ini mengindikasikan bahwa teori
berasal dari penarikan kesimpulan yang memiliki potensi kesalahan, berbeda
dengan penarikan kesimpulan pada pembuktian matematika.
Sedangkan secara lebih
spesifik di dalam ilmu sosial, terdapat pula teori sosial. Neuman mendefiniskan
teori sosial adalah sebagai sebuah sistem dari keterkaitan abstraksi atau ide-ide
yang meringkas dan mengorganisasikan pengetahuan tentang dunia sosial. Perlu
diketahui bahwa teori berbeda dengan idiologi, seorang peneliti terkadang bias
dalam membedakan teori dan ideologi. Terdapat kesamaan diantara kedunya, tetapi
jelas mereka berbeda. Teori dapat merupakan bagian dari ideologi, tetapi
ideologi bukan teori. Contohnya adalah Aleniasi manusia adalah sebuah teori
yang diungkapakan oleh Karl Marx, tetapi Marxis atau Komunisme secara
keseluruhan adalah sebuah ideologi.
Dalam ilmu pengetahuan, teori dalam
ilmu pengetahuan berarti model atau
kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial tertentu.
Teori dirumuskan, dikembangkan, dan dievaluasi menurut metode ilmiah.
Teori juga merupakan suatu hipotesis yang
telah terbukti kebenarannya. Manusia membangun teori untuk
menjelaskan, meramalkan, dan menguasai fenomena tertentu (misalnya, benda-benda
mati, kejadian-kejadian di alam,
atau tingkah laku hewan).
Sering kali, teori dipandang sebagai suatu model atas
kenyataan (misalnya : apabila kucing mengeong berarti minta makan). Sebuah
teori membentuk generalisasi atas banyak observasi dan terdiri atas
kumpulan ide yang
koheren dan saling berkaitan. Istilah teoritis dapat digunakan untuk
menjelaskan sesuatu yang diramalkan oleh suatu teori namun belum pernah
terobservasi. Sebagai contoh, sampai dengan akhir-akhir ini, lubang hitam dikategorikan
sebagai teoritis karena diramalkan menurut teori relativitas umum tetapi
belum pernah teramati di alam. Terdapat miskonsepsi yang menyatakan apabila
sebuah teori ilmiah telah mendapatkan cukup bukti dan
telah teruji oleh para peneliti lain tingkatannya akan menjadi hukum ilmiah.
Hal ini tidaklah benar karena definisi hukum ilmiah dan teori ilmiah itu
berbeda. Teori akan tetap menjadi teori, dan hukum akan tetap menjadi hukum.
3 komentar:
Thanks,,,salam kenal,,,
Saya mengenal itu sewaktu mengambil mata kuliah PENGANTAR ILMU HUKUM..
Jadi sedikit sekali yg sy tahu
Terima kasih,sangat bermanfaat buk
Posting Komentar