Delicious LinkedIn Facebook Twitter RSS Feed

MODEL DESAIN PEMBELAJARAN



 BAB  I
PENDAHULUAN

Kurikulum dan pelajaran merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan. Sebagai suatau rencana atau program, kurikulum tidak akan bermakna manakala tidak diimplementasikan dalam bentuk pelajaran, demikian juga sebaiknya, tanpa kurikulum yang jelas sebagai acuan, maka pembelajaran tidak akan beracuan, maka pembelajaran tidak akan berlangsung efektif.
Persoalan bagaimana mengembangkan suatu kurikulum, ternyata bukanlah hal yang mudah, serta tidak sederhana yang kita bayangkan. Dalam skala mikro kurikulum berfungsi sebagai salah suatu alat dan pedoman untuk mengantar peserta didik siesuai dengan harapan dan cita–cita masyarakat. Oleh karena itu, proses mendesain dan merancang suatu kurikulum mesti memerhatikan sistem nilai (Value System) yang berlaku beserta perubahan – perubahan yang terjadi di masyarakat itu. Disamping itu, karena kurikulum juga harus memerhatikan segala aspek yang terjadi pada peserta didik. Persoalan–persoalan tersebut yang mendorong begitu kompleknya proses pengembangan kurikulum.
Kurikulum dan pembelajaran bagaikan dua sisi dari satu mata uang, keduanya sangat penting dan saling membutuhkan.Apa yang dideskripsikan dalam kurikulum harus memberi petunjuk dalam pembelajaran di dalam kelas dan apa yang terjadi di dalam kelas merupakan masukan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penyempurnaan kurikulum.
Berdasarkan apa yang terjadi fokus pengajaran, sekurang–kurangnya dikenal dengan tiga model desain pesan pembelajaran dalam kurikulum, yaitu:
               1.            Subject centred design, suatu desain kurikulum yang berpusat pada bahan ajar.
               2.            Learned centred design, suatu desain kurikulumn yang mengutamakan peranan siswa.
               3.            Problem centred design, desain kurikulum yang berpusat pada masalah – masalah yang dihadapi dalam masyarakat.

2.1     Pengertian Kurikulum dan Istilah-istilah Dalam Model Desain Pesan Pembelajaran
          2.1.1. Pengertian Kurikulum
Beberapa pengertian kurikulum menurut beberapa ahli kurikulum. (1) J. Galen Taylor dan William M. Alexander dalam buku curriculum planning for better teaching and learning (1956). Menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut “segala usaha untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruang kelas, di halaman sekolah atau diluar sekolah termasuk kurikulum. (2).      Harold B. Albertycs. Dalam reorganizing the high school curriculum (1965). Memandang kurikulum sebagai “all school”. Seperti halnya dengan definisi saylor dan Alexander, kurikulum tidak terbatas pada mata pelajaran akan tetapi juga meliputi kegiatan-kegiatan lain, di dalam dan diluar kelas, yang berada dibawah tanggung jawab sekolah.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan. Kurikulum dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu: sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai rencana.

2.1.2. Istilah-istilah Dalam Model Desain Pesan Pembelajaran
Berdasarkan Peraturan Pernerintah No. 19/2005 pasal 19, proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif menyenangkan, menantang, memotivasi peserta diidik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas ,dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikalogis peserta didik.
Istilah - Istilah yang terdapat dalam model desain pesain pembelajaran terkadang dapat memberikan pemahaman yang tumpang tindih satu sama lain, diuraikan singkat pengertian istilah-istilah tersebut adalah :

a.      Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatau proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
Dilihat dari pendekatannya,pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu :1. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru(teacher centered approach).

b.      Strategi Pembelajaran
Sementara itu, Kemp (Wina Senjay4 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sehingga bisa dikatakan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya bahwa srategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Ditihat dari strateginya pembelajaran dapat dikelompokan ke dalam dua bagan pula yaitu: (l) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntee dalam Wina Senjay4 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya strategi pembelajaran dapat dibedakan antara stategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something" (WinaSenjaya:2008)

c.         Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan stategi pembelajaraa diantaranya: (l) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (a) simulasi; (5) laboratoritrm; (6) pengalaman lapangan; (7) brainsCIrming; (8) debat (9) simposium; dan sebagainya. Sehingga bisa dikafakan bahwa metode adatah "a way in achieving some thing”(Wina Senjaya: 2008).

d.        Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan antara kreatifitas dari masing-masing guru sesuai dengan kemampuan pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan.

e.         Model Pembelajaran
Model pembelajran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran, Berkenaan dengan model pembelajan Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi supriawan dan A. Benyamin surasega' 1990) mengetengahkan empat kelompok model pembelajaran, yaitu:(1) Model interaksi sosial (2) model pengolahan infotmasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran, Untuk lebih jelasnya posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat divisualisasikan sebagai berikut :
Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umun aktivitas pembelajran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu.
Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue prin) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstuksinya maupun kriteria penyelesaiannya mulai dari tahap awal sampai dengan tatrap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.
Suatu desain merupakan rencana untuk menerapkan alat, teknik, prosedur, dan unsur – unsur yang berhubungan dengan tujuan. Karakteristik desain:
      1.       Berfokus pada tujuan.
      2.       Desain memperkuat keyakinan akan berhasil.
      3.       Desain lebih menguntungkan baik ditinjau dari segi waktu, tenaga dan usaha.
      4.       Desain memperlancar komunikasi dan koordinasi
      5.       Desain mengurangi ketegangan
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan fugasinya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memiliki keterarrpilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model desain pesan pembelajaran yang efektik dan kreatif dan menyenangkan sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Nana syaoqih (2001) mengemukakan bahwa berdasarkan pada apa yang menjadi fokus pengajaran sekurangnya ada tiga pola desain kurikulum.

2.2      Model-model Desain Pesan Pembelajaran

2.2.1  Subject Centred Design.
Subject centered design curriculum merupakan bentuk desain yang paling popular, paling tua dan paling banyak digunakan. Dalam subject centered design, kurikulum di pusatkan pada isi atau materi yang akan diajarkan. Kurikulum tersusun atas sejumlah mata-mata pelajaran, dan mata-mata pelajaran tersebut diajarkan secara terpisah-pisah.
Kelebihannya, mudah disusun, dilaksanakan, dievaluasi dan disempurnakan. Tidak hanya itu para pengajar tidak perlu dipersiapkan khusus, yang penting dipandang menguasai ilmu dan bahan yang akan diajarkan, sedangkan kelemahannya adalah karena ilmu pengetahuan diberikan terpisah-pisah, hal ini bertentangan dengan kenyataan bahwa pengetahuan itu merupakan suatu kesatuan, tidak hanya itu, peran peserta didik sangat pasif dan pengajaran lebih menekankan pada pengetahuan dan kehidupan masa lalu (pengajaran lebih bersifat verbalistis dan kurang praktis).
Cabang - cabang dari Subject Centred Design adalah:
a)      The subject Design.
Bentuk ini merupakan bentuk yang paling murni dari subject centered design. Kelebihannya: penyusunannya mudah, sudah dikenal lama sehingga mudah untuk dilaksanakan, memudahkan peserta didik melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi (PT menggunakan bentuk ini), efisien karena metode utama adalah ekspositori, sangat ampuh untuk alat melestarikan warisan budaya masa lalu.
Kelemahannya : kurikulum memberikan pengetahuan terpisah-pisah satu sama lainnya, isi kurikulum diambil dari masa lalu (out date), isi kurikulum disusun berdasarkan sistematika ilmu sehingga menimbulkan kesukaran dalam mempelajari dan menggunakannya, kurang memperhatikan cara penyampaian dan minat kebututuhan/pengalaman peserta didik.

b)     The diciplines design.
Desain ini merupakan batang tubuh keilmuwan menentukan apakah sebuah bahan pelajaran itu disebut disiplin ilmu atau tidak. Pada subject design belum ada criteria yang tegas tentang apa yang disebut subject (ilmu). Pada disciplines design kriteria tersebut telah tegas, yang membedakan apakah suatu pengetahuan itu ilmu atau subject dan bukan  batang tubuh keilmuannya. Untuk menegaskan hal itu mereka menggunakan istilah discipline. Dalam pola ini, peserta didik didorong untuk memahami logika atau struktur dasar suatu disiplin, memahami konsep-konsep, ide-ide dan prinsip-prinsip penting, juga didorong utuk memahami cara mencari dan menemukan sesuatu sehingga dalam proses belajar lebih sering menggunakan pendekatan inkuiri dan discovery.
Kelebihannya dapat memelihara integritas intelektual pengetahuan manusia, peserta didik menguasai konsep, hubungan dan proses-proses intelektual.
Kelemahannya: belum dapat memberikan pengetahuan yang terintegrasi, belum mampu mengintegrasikan sekolah dengan dan lingkungan, belum bertolak pada minat, kebutaharu atau pengalaman peserta didik, susunan kurikulum belum efisien untuk KBM maupun penggunanya tetapi secara akademisdan intelektual masih cukup sempit.

c)      The Broad Fields Design
Desain ini menyatukan beberapa pelajaran yang berdekatan atau berhubungan menjadi satu bidang studi. Biasanya bayak digunakan di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Tujuan pengembangan kurikulum broad fields adalah menyiapkan para peserta didik yang dewasa ini hidup dalam dunia informasi yang spesifiktis, dengan pemahaman yang bersifat menyeluruh.
Kelebihannya: karena dasarnya bahan terpisah-pisah, walaupun sudah terjadi penyatuan, beberapa pelajaran masih memungkinkan penyusunan warisan-warisan budaya secara sistematis dan teratur. Tidak hanya itu, desain ini memungkinkan peserta didik melihat hubungan-hubungan berbagai hal.
Kelemahannya : sulit bagi guru untuk menguasai bidang yang luas, tidak dapat diberikan secara mendetail (hanya permukaannya saja), pengintegrasian bahan alat terbatas sekali (tidak menggambarkan kenyataan tidak memberikan pengalaman yang sesungguhnya pada siswa sehingga kurang membangkitkan minat belajar), tetap kurang menekankan pencapaian tujuan yang bersifat afekif dan kognitif tingkat tinggi.

2.2.2        Learned centred Design.
 Learned centred Design memberikan tempat utama kepada peserta didik
(penekanan pada perkembangan peserta didik). Pengorganisasian kurikulum didasarkan atas minat, kebutuhan, dan tujuan peserta didik. Disini guru berperan menciptakan situasi belajar-mengajar, mendorong, dan memberikan bimbingan sesuai kebutuhan peserta didik. Artinya LCD sebagai reaksi dan penyempurnaan terhadap kelemahan SCD, menempatkan siswa pada kedudukan utama. LCD bersumber dari pemikiran Rousseau tentang pendidikan alam.
Kelebihannya, motivasi belajar bersifat intrinsik, pengajaran memperhatikan perbedaan individual, dan kegiatan pemecahan masalah merupakan bekal untuk menghadapi kehidupan di luar sekolah.
Kelemahannya penekanan pada minat belum tentu cocok untuk menghadapi kenyataan riil, dasar penyusunan struktur kurikulun tidak jelas karena kurikulum hanya menekankan minat siswa, lemah dalam kontinuitas dan sekuen bahan, tidak bisadiimplementasikm oleh guru biasa (guru khusus).
Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa terdapat dua ciri utama yang membedakannya dengan subject centered :
a.       Mengembangkan kurikulum bertolak dari peserta didik bukan dari isi.
b.      Bersifat non-preplanned, dikembangkan bersama antara guru dan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas pendidikan.
Ada beberapa variasi dalam model ini yaitu The activity or experience design, Humanistic design, dan The open free design.
a). The activity or experience design
Berikut beberapa ciri utama The activity or experience design.  Pertama, struktur kurikulum ditentukan oleh kebutuhan dan minat peserta didik. Kedua, karena struktur kurikulum didasarkan atas minat dan kebutuhan peserta didik, maka kurikulum tidak dapat disusun menjadi sebelumnya, tetapi disusun dosen sebelumnya dengan para peserta didik. Ketiga, desain kurikulum tersebut menekankan prosedur pemecahan masalah.
b) Humanistic design
Model kurikulum ini menekankan pada pengembangan kepribadian peserta didik secara utuh dan seimbang antara perkembangan segi intelektual, afektif, dan psikomotor. Kurikulum ini menekankan pengembangan dan kemampuan dengan memperhatikan minat dan kebutuhan peseta didik dn pembelajarannya ber pusat pada peserta didik. Pembelajaran segi-segi sosial, moral, dan afektif mendapat perhatian utama dalam model kurikulum ini. Model kurikulum ini berkembang dan digunakan dalam pendidikan pribadi.
Model kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistik, didasari oleh konsep-konsep pendidikan pribadi (personalized Education) yaitu John Dewey (progressive education) dan J.J Rousseou (romantic education), konsep ini lebih memberikan tempat utama kepada peserta didik. Mereka percaya bahwa peserta didik mempunyai potensi-potensi, punya kemampuan dan kekuatan untuk berkembang sendiri. Para pendidik Humanis juga berpegang kepada konsep Gestalt, bahwa individu atau anak merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk menciptakan situasi yang permisif, rileks, dan akrab.

2.2.3        Problem Centred Design.
Problem centred design pada filsafat yang mengutamakan peranan manusia. Berangkat dari asumsi bahwa manusia hidup bersama menghadapi masalah bersama dan harus dipecahkan bersama juga. Isi kurikulum berupa masalah sosial yang dihadapi peserta didik sekarang dan yang akan datang. Sekuen disusun berdasarkanminat, kebutuhan, dan pengalaman perserta didik. Terdapat 2 macam Problem centred design yaitu:
a)    The Areas of Living Design, mengintegrasikan antara subjek dengan problema kehidupan manusia dan menggunakan pendekatan pemecahan masalah.
b)    The core design, mengintegrasikan beberapa mata pelajaran sebagai inti, desain ini ditunjukkan untuk pengembangan pribadi.
Mencermati upaya reformasi pembelajaran guru banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, hal yang perlu dipamahi adalah penguasaan konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model desain pembelajaran.


PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan
Desain kurikulum yang dijabarkan dalam makalah ini adalah:
•    Subject Centered Curriculum (Berpusat pada Bahan Ajar)
•    Learner Centered  Design (Berpusat pada  Peranan  Siswa)
•    Problems Centered  Design (Berpusat pada Masalah yang Dihadapi Masyarakat)

3.2  Saran
Dengan memahami model-model desain pesan pembelajaran, diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna baik dalam proses pembelajaran dan pengembangan kurikulum kedepannya, karena kurukulum dalam prakteknya tidak mengenal titik akhir, berubah sesuai perkembangan zaman, dan bertumpu pada unsur-unsur kurikulum di dalamnya.


DAFTAR PUSTAKA

Helni, Lutfi. Desain Kurihium. (http//sebar-kurikulum/blog. html undu tanggal 21 Oktober 2009).
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya: Bandung: 1997

0 komentar:

Posting Komentar