Peningkatan Kualitas Mahasiswa Perguruan Tinggi dengan Metode Student-Centered Learning menggunakan Virtual Class
Oleh :
Novi Ariyani
A. Latar Belakang
Perkembangan
teknologi pendidikan saat ini memberikan perubahan terhadap gaya belajar siswa
di sekolah ataupun dirumah. Ada banyak tawaran yang dapat dipilih sebagai media
belajar, baik dilakukan secara mandiri ataupun dalam kelas tradisional.
Student-Centered
Learning (SCL) menurut Cannon dalam (Permana, 2008), adalah suatu paradigma
atau pendekatan dalam dunia pembelajaran dan pengajaran di mana didalamnya
siswa memiliki tanggung jawab atas beberapa aktivitas penting seperti
perencanaan pembelajaran, interaksi antara guru dan sesama pelajar, penelitian,
dan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dikerjakan.
Dalam penerapan
Student-Centered Learning, mahasiswa dituntut untuk lebih aktif dalam menjalani
aktivitas perkuliahan. Dari hal tersebut, maka kreativitas dan kemandirian
mahasiswa akan terpupuk dengan sendirinya. Kondisi tersebut yang diharapkan
dapat mendorong dosen untuk selalu mengembangkan dan menyesuaikan materi
perkuliahan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication
Technology) yang menyediakan berbagai cara untuk mendapatkan informasi,
memberikan peluang untuk mengembangkan metode pembelajaran Student-Centered
Learning secara optimal sehingga mendukung upaya mewujudkan kompentensi yang
diharapkan.
Kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi juga memungkinkan mahasiswa melakukan
kegiatan belajar tidak hanya secara formal atau dengan bertatap muka langsung
dengan dosen, tetapi juga dapat belajar melalui media internet. Konsep belajar
tersebut dapat disebut dengan kelas virtual atau Virtual Class, di mana dosen pengajar dapat menerangkan mata
kuliahnya di depan komputer melalui jaringan, dapat mengawasi mahasiswa serta
dapat berkomunikasi dengan mereka via head phone.
Konsep Virtual
Class ini, menawarkan kesempatan yang lebih menjanjikan untuk melakukan
kolaborasi, koneksi, akses terhadap informasi, visualisasi yang menarik, dan
mendorong pihak-pihak yang terlibat untuk lebih produktif dan lebih cepat dalam
memahami suatu pengetahuan (Suranto, 2009).
B. Pembelajaran Virtual Class dan Aktivitas
sistem Virtual Class
1. Pengertian Pembelajaran Virtual Class
Ada istilah virtual Class dan virtual Learning. Menurut
kamus Webster’s, virtual is being in
essence or effect but not in fact. Virtual berarti semu, bukan benda
aslinya, maya, simulasi/latihan/demo, bekerja secara electronic, bisa
berpindah-pindah saat anda berada dimana saja, tidak benar-benar secara fisik. Sedangkan
arti kata Learning :adalah Learning is the acquisition anddevelopment
of memories and behaviors, including skills, knowledge,understanding, values,
and wisdom. It is the goal of education, and the product ofexperience.
Learning berarti proses perubahan tingkah laku yang harus dapat diukur, proses
yang dilakukan seseorang untuk mengubah keadaannya dari tidaktahu menjadi tahu.
Adanya kegiatan bertanya tentang apa yang tidak ia ketahui dan bukannya bertanya
tentang apa yang ia ketahui, proses membangun usaha menemukan yang ingin
diketahui dan diperlukan untuk hidup, proses membangun pengetahuan melalui
transformasi pengalaman. Class adalah
sebuat tempat kegiatan belajar mengajar dan biasanya terdapat pada instransi
pendidikan formal/informal.
Definisi Virtual
Learning, the delivery of educational lessons using any of thetechnologies
included in the expanded virtual reality. Virtual learning is a termfrequently
used interchangeably with distance learning, online learning, elearning,or
Web-based learning.Virtual Learning Environment, a package to help lecturers
create a coursewebsite with a minimum of technical skill, including tools for
discussion anddocument sharing. A software system designed to help teachers by
facilitatingthe management of educational courses for theirs students,
especially by helpingteachers and learners with course administration. The
system can often track thelearners pogress, which can be monitored by both
teachers and learners.Pembelajaran dengan Virtual Learning yaitu merupakan
bentuk penerapan teknologi informasi di bidang pendidikan, merupakan
transformasi proses belajar mengajar konvensional menjadi bentuk digital yang
dijembatani oleh teknologiinformasi. Pembelajaran dengan virtual learning yaitu
proses belajar mengajarterjadi melalui komputer-komputer yang terhubung ke
jaringan internet, fasilitasfasilitas yang biasa tersedia di kelas tergantikan
fungsinya oleh menu-menu yang ada pada layar monitor komputer, Interaksi antara
pendidik dan peserta didikterjadi melalui komputer.
Virtual class
adalah kegiatan belajar mengajar menggunakan ruangan dengan menggunakan
e-learning/ tempat terjadinya kegiatan virtual learning. Dalam virtual class dapat
diketahui kemajuan (progress) proses belajar, dimana dapat dipantau baik oleh
pengajar maupun peserta didik. Selain utamanya digunakan untuk proses
pendidikan jarak jauh (distance education), sistem tersebut juga dapat
digunakan sebagai tambahan atau penunjang dalam kelas tatap muka.Virtual
Learning merupakan pembelajaran dengan menggunakan media elektronik,
disampaikan dengan menggunakan media elektronik yang terhubung dengan Internet
(world wide web yang menghubungkan semua unit komputer diseluruh dunia yang
terkoneksi dengan internet) dan Intranet (jaringan yang bisa menghubungkan
semua unit komputer dalam sebuah perusahaan). Jumlah peserta didik yang dapat ikut
berpartisipasi bisa jauh lebih besar dari pada cara belajar secara konvensional
di ruang kelas (jumlah siswa tidak terbatas pada besarnya ruang kelas)
Virtual Learning termasuk pembelajaran elektronik
atau E-Learning. ELearning adalah pembelajaran baik secara formal maupun
informal yang dilakukan melalui media elektronik, seperti internet, intranet,
CD-ROM, videotape, DVD, TV, handphone, PDA, dan lain-lain (Lende, 2004). Akan
tetapi,Virtual Learning adalah pembelajaran yang lebih dominan menggunakan
internet (berbasis web). Lebih jauh ditegaskan bahwa e-Learning diartikan
sebagai cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan
konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan
e- learning, peserta didik (learner atau siswa) tidak perlu duduk dengan manis
di ruang kelasuntuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru/tutor secara langsung.
Virtual Learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan
tentusaja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau
program pendidikan.
2.
Aktivitas sistem Virtual Class
Kegiatan
belajar yang dilaksanakan oleh mahasiswa saat ini dapat digambarkan secara umum
sebagai berikut:
a. Mahasiswa menempati kelas dengan jadwal
kuliah tertentu. Kelas tersebut khusus disediakan untuk pembelajaran secara
virtual, sehingga pada kelas telah dilengkapi dengan pengeras suara, LCD
komputer, microphone, dan beberapa kamera pengawas. Alat-alat tersebut
terhubung melalui jaringan ke komputer milik dosen pengajar.
b. Interaksi antara mahasiswa dengan dosen
dilakukan di tempat terpisah dengan syarat waktu kuliah tetap disepakati
bersama antara dosen dengan mahasiswa.
c. Mahasiswa yang berada di kelas, mengikuti
presentasi melalui web virtual class yang juga menampilkan wajah dosen
pengajar. Jika ada pertanyaan, mahasiswa tinggal maju ke depan dan bertanya
melalui michropone yang tersedia.
Aktivitas dalam sistem Virtual Class Menurut Aristio
(2008) ada beberapa rincian aktivitas dosen dalam sistem Virtual Class,
meliputi : (a). Pembukaan kelas, di sini dosen memberikan instruksi kepada
mahasiswa untuk melakukan absen. (b). Penutupan kelas. (c). Presentasi dengan
video streamming. (d). Upload dan download materi perkuliahan yang akan
diberikan. (e). Membuat soal ujian, model soal diserahkan sepenuhnya kepada
dosen pengajar. (f). Memeriksa jumlah mahasiswa yang hadir atau mengikuti
virtual class ini. (g). Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh
mahasiswa dengan menggunakan microphone atau lewat chatting. (h). Memberikan
tugas yang menunjang materi yang dibawakan. (i). Diskusi melalui forum
(optional).
Berikut ini rincian aktivitas mahasiswa dalam sistem
Virtual Class:
a. Absen
secara online menggunakan web yang disediakan.
b. Evaluasi
dalam bentuk online.
c. Berinteraksi
dengan dosen secara audio visual dan atau menggunakan fasilitas chatting
d. Diskusi
melalui forum (optional)
C. Penerapan Sistem Virtual Class
Kegiatan
belajar dengan system virtual class membutuhkan beberapa perangkat dalam
pelaksanaannya, diantaranya: 2 buah kamera (1 di ruangan dosen dan 1 lagi di
kelas), Layar beserta LCD Proyektor, 2 buah Mic (1 di ruang dosen dan 1 lagi di
kelas), Pengawas di kelas yang diambilkan dari pegawai Tata Usaha, 2 buah
Speaker (1 di ruang dosen dan 1 lagi di kelas), 2 buah CPU (1 di kelas tanpa
monitor dan 1 di ruang dosen dengan monitor), 2 Buah Keyboard dan Mouse (1 di
ruang kelas dan 1 di ruang dosen). Sistem Virtual Class dengan menggunakan
aplikasi Darwin Streaming Server (DSS) terdiri dari 3 bagian utama yaitu bagian
broadcaster, bagian streaming server, dan bagian web server. Gambaran mengenai
virtual class dapat di lihat pada Gambar 1. Gambar 1. Sistem Virtual Class
(Arrohwany,2008)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam penerapan Virtual Class, adalah sebagai berikut:
a. Ketersediaan hardware dan software
pendukung yang dibutuhkan
b. Tersedianya infrastruktur jaringan
pendukung yang memadai
c. Kebijakan yang mendukung pelaksanaan
Virtual Class
Beberapa ciri penerapan Student-Centered
Learning di Perguruan Tinggi yaitu sebagai berikut:
a. Terjadinya berbagai aktivitas
belajar;
b. Display hasil karya mahasiswa;
c. Tersedia banyak materi belajar dari
berbagai sumber belajar;
d. Tersedia banyak tempat yang nyaman
untuk diskusi/bercengkerama;
e. Ada keterlibatan dunia
bisnis/industri dan masyarakat lainnya;
Parameter
Student-Centered Learning Beberapa parameter yang dapat mengukur penerapan
Student-Centered Learning adalah :
a. Terjadinya perubahan pola belajar
mahasiswa
b. Terjadinya perubahan pola mengajar
dosen
c. Terjadinya suasana perkuliahan yang
lebih interaktif dan dinamis
d. Terpenuhinya 3 kompetensi
pembelajaran (to know, to do, to be)
D. Hasil Pelaksanaan Metode Student Centered
Learning menggunakan Virtual Class
Bila ditinjau dari penjelasan
sebelumnya mengenai teknologi Virtual Class dan atribut kualitas
Student-Centered Learning, maka dapat kita temukan hubungan antara pengadaan
Virtual Class dengan metode pembelajaran Student-Centered Learning yaitu
bagaimana implementasi Virtual Class sebagai salah satu strategi pembelajaran
dapat meningkatkan kualitas Student-Centered Learning di Perguruan Tinggi. Oleh
karena itu, dalam upaya meningkatkan kualitas Student-Centered Learning dapat
dicapai dengan implementasi Virtual Class dengan memperhatikan hal-hal berikut
ini :
1. Virtual Class harus dapat menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif. Selain itu juga menciptakan suasana belajar di kelas
yang lebih interaktif dan dinamis. Hal tersebut antara lain dapat diwujudkan
dengan merumuskan tujuan pembelajaran yang jelas dan spesifik., menyusun bahan
belajar yang baik, dan memfasilitasi terjadinya komunikasi timbal balik antara
mahasiswa dan dosen.
2. Virtual Class harus dapat menyediakan berbagai
fasilitas perkuliahan yang terintegrasi (tugas-tugas, bahan kuliah, rencana pembelajaran,
dan penilaian hasil belajar) dan dapat mengukur pencapaian kompetensi
mahasiswa. Sehingga dari hal tersebut diharapkan terjadinya pola belajar
mahasiswa dan penilaian dosen.
3. Virtual Class juga perlu dirancang supaya siswa
dapat berbagi (share) hasil karya dan bertukar pengalaman dalam menerapkan
pengetahuan yang telah diperolehnya. Misalnya konferensi jarak jauh atau
desktop video conference dapat digunakan untuk ceramah atau penyajian. Dapat
juga dilakukan simulasi secara online mengenai penerapan pengetahuan tentang
prosedur melakukan sesuatu yang baru dipelajari. Simulasi seperti ini harus
dirancang untuk dapat memperoleh umpan balik, sehingga dapat diketahui apakah
penerapan pengetahuan yang disimulasikan tersebut benar atau salah.
4. Virtual Class harus dapat meningkatkan motivasi
kuliah mahasiswa karena selama ini mahasiswa cenderung malas datang ke kampus
untuk kuliah dan mengentengkan absensi dengan titip absen ke temannya.
Pada kondisi saat ini, sudah ada beberapa Perguruan
Tinggi yang telah mengimplementasikan Virtual Class pada proses
pembelajarannya. Namun, ternyata tidak semudah yang dibayangkan dalam
pelaksanaannya. Terkadang respon dari mahasiswa juga tidak selalu positif dalam
penerepan Virtual Class ini, sehingga perlu pertimbangan matang-matang dalam
mencoba menerapkan konsep Virtual Class ini. Bila konsep Virtual Class ini
dapat diterapkan dengan rapi dan baik, maka secara tidak langsung akan
berpengaruh baik sedikit ataupun banyak terhadap keberhasilan metode Student-Centered
Learning yang dijalankan dalam mencapai kompetensi tertentu yang diharapkan.
3 Kesimpulan
Metode
pembelajaran berpusat pada siswa (Student-Centered Learning) memberikan ruang
gerak lebih bagi mahasiswa untuk dapat berpartisipasi aktif dalam aktivitas
perkuliahan di Perguruan Tinggi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Melalui penerapan Student-Centered Learning ini maka mahasiswa dapat
mengoptimalkan kemampuannya dalam belajar kreatif dan mandiri sehingga peran
dosen dalam proses pembelajaran lebih diarahkan sebagai pendamping dan
fasilitator belajar mahasiswa. Untuk mendukung penerapan Student-Centered
Learning ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan Information and Communication
Technology (ICT) dalam berbagai macam strategi pembelajaran, salah satunya
adalah dengan mengimplementasikan konsep kelas virtual (Virtual Class).
DAFTAR
PUSTAKA
Aristio, A. P.,
2008. Penerapan e-Learning di Indonesia :
Virtual Class di Fakultas Teknologi Informasi-Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya. Tersedia: http://parvian.wordpress.com
/2008/07/13/penerapan-e-learning-di-indonesia/. Diakses 1 Januari 2010.
Arrohwany.,
Membangun Kelas Virtual: "Belajar
Jarak Jauh Dengan Aplikasi Darwin Streaming Server", Tersedia http://images.arrohwany.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/SJOdCAoKCEMA.HbsG@o1/Membangun%20Kelas%20Virtual_%20_Belajar%20Jarak%20Jauh%20Dengan%20Aplikasi%20Darwin%20Streaming%20Server_.pdf?key=arrohwany:journal:4797&nmid=108465359.
Diakses 1 Januari 2010.
Isjoni. Pembelajaran
Virtual. Perpaduan
Indonesia-Malaysia. Pustaka Belajar 2008, Yogyakarta.
Permana, W.,
2008. Implementasi WordPress Sebagai
Blogging Software Pendukung Student-Centered Learning, Skripsi Program
Sarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tersedia:
http://wimkhan.files.wordpress. com/2008/07/isi-skripsi-wim-permana.pdf.
Diakses 1 Januari 2010.
Suranto, B.,
2009. Virtual Classroom: Strategi
Pembelajaran Berbasis Synchronous E-Learning. Makalah yang disajikan pada
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) Yogyakarta.
Tersedia: http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/ article/view/1221/1009.
Diakses 1 Januari 2010.
0 komentar:
Posting Komentar