Delicious LinkedIn Facebook Twitter RSS Feed

VIRTUAL CLASS


Peningkatan Kualitas Mahasiswa Perguruan Tinggi dengan Metode Student-Centered Learning menggunakan Virtual Class

Oleh :
Novi Ariyani

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi pendidikan saat ini memberikan perubahan terhadap gaya belajar siswa di sekolah ataupun dirumah. Ada banyak tawaran yang dapat dipilih sebagai media belajar, baik dilakukan secara mandiri ataupun dalam kelas tradisional.
Student-Centered Learning (SCL) menurut Cannon dalam (Permana, 2008), adalah suatu paradigma atau pendekatan dalam dunia pembelajaran dan pengajaran di mana didalamnya siswa memiliki tanggung jawab atas beberapa aktivitas penting seperti perencanaan pembelajaran, interaksi antara guru dan sesama pelajar, penelitian, dan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dikerjakan.
Dalam penerapan Student-Centered Learning, mahasiswa dituntut untuk lebih aktif dalam menjalani aktivitas perkuliahan. Dari hal tersebut, maka kreativitas dan kemandirian mahasiswa akan terpupuk dengan sendirinya. Kondisi tersebut yang diharapkan dapat mendorong dosen untuk selalu mengembangkan dan menyesuaikan materi perkuliahan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology) yang menyediakan berbagai cara untuk mendapatkan informasi, memberikan peluang untuk mengembangkan metode pembelajaran Student-Centered Learning secara optimal sehingga mendukung upaya mewujudkan kompentensi yang diharapkan.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi juga memungkinkan mahasiswa melakukan kegiatan belajar tidak hanya secara formal atau dengan bertatap muka langsung dengan dosen, tetapi juga dapat belajar melalui media internet. Konsep belajar tersebut dapat disebut dengan kelas virtual atau Virtual Class, di mana dosen pengajar dapat menerangkan mata kuliahnya di depan komputer melalui jaringan, dapat mengawasi mahasiswa serta dapat berkomunikasi dengan mereka via head phone.
Konsep Virtual Class ini, menawarkan kesempatan yang lebih menjanjikan untuk melakukan kolaborasi, koneksi, akses terhadap informasi, visualisasi yang menarik, dan mendorong pihak-pihak yang terlibat untuk lebih produktif dan lebih cepat dalam memahami suatu pengetahuan (Suranto, 2009).  

B. Pembelajaran Virtual Class dan Aktivitas sistem Virtual Class
    1.  Pengertian Pembelajaran Virtual Class
Ada istilah virtual Class dan virtual Learning. Menurut kamus Webster’s, virtual is being in essence or effect but not in fact. Virtual berarti semu, bukan benda aslinya, maya, simulasi/latihan/demo, bekerja secara electronic, bisa berpindah-pindah saat anda berada dimana saja, tidak benar-benar secara fisik. Sedangkan arti kata Learning :adalah Learning is the acquisition anddevelopment of memories and behaviors, including skills, knowledge,understanding, values, and wisdom. It is the goal of education, and the product ofexperience. Learning berarti proses perubahan tingkah laku yang harus dapat diukur, proses yang dilakukan seseorang untuk mengubah keadaannya dari tidaktahu menjadi tahu. Adanya kegiatan bertanya tentang apa yang tidak ia ketahui dan bukannya bertanya tentang apa yang ia ketahui, proses membangun usaha menemukan yang ingin diketahui dan diperlukan untuk hidup, proses membangun pengetahuan melalui transformasi pengalaman. Class adalah sebuat tempat kegiatan belajar mengajar dan biasanya terdapat pada instransi pendidikan formal/informal.
Definisi Virtual Learning, the delivery of educational lessons using any of thetechnologies included in the expanded virtual reality. Virtual learning is a termfrequently used interchangeably with distance learning, online learning, elearning,or Web-based learning.Virtual Learning Environment, a package to help lecturers create a coursewebsite with a minimum of technical skill, including tools for discussion anddocument sharing. A software system designed to help teachers by facilitatingthe management of educational courses for theirs students, especially by helpingteachers and learners with course administration. The system can often track thelearners pogress, which can be monitored by both teachers and learners.Pembelajaran dengan Virtual Learning yaitu merupakan bentuk penerapan teknologi informasi di bidang pendidikan, merupakan transformasi proses belajar mengajar konvensional menjadi bentuk digital yang dijembatani oleh teknologiinformasi. Pembelajaran dengan virtual learning yaitu proses belajar mengajarterjadi melalui komputer-komputer yang terhubung ke jaringan internet, fasilitasfasilitas yang biasa tersedia di kelas tergantikan fungsinya oleh menu-menu yang ada pada layar monitor komputer, Interaksi antara pendidik dan peserta didikterjadi melalui komputer.
Virtual class adalah kegiatan belajar mengajar menggunakan ruangan dengan menggunakan e-learning/ tempat terjadinya kegiatan virtual learning. Dalam virtual class dapat diketahui kemajuan (progress) proses belajar, dimana dapat dipantau baik oleh pengajar maupun peserta didik. Selain utamanya digunakan untuk proses pendidikan jarak jauh (distance education), sistem tersebut juga dapat digunakan sebagai tambahan atau penunjang dalam kelas tatap muka.Virtual Learning merupakan pembelajaran dengan menggunakan media elektronik, disampaikan dengan menggunakan media elektronik yang terhubung dengan Internet (world wide web yang menghubungkan semua unit komputer diseluruh dunia yang terkoneksi dengan internet) dan Intranet (jaringan yang bisa menghubungkan semua unit komputer dalam sebuah perusahaan). Jumlah peserta didik yang dapat ikut berpartisipasi bisa jauh lebih besar dari pada cara belajar secara konvensional di ruang kelas (jumlah siswa tidak terbatas pada besarnya ruang kelas)
Virtual Learning termasuk pembelajaran elektronik atau E-Learning. ELearning adalah pembelajaran baik secara formal maupun informal yang dilakukan melalui media elektronik, seperti internet, intranet, CD-ROM, videotape, DVD, TV, handphone, PDA, dan lain-lain (Lende, 2004). Akan tetapi,Virtual Learning adalah pembelajaran yang lebih dominan menggunakan internet (berbasis web). Lebih jauh ditegaskan bahwa e-Learning diartikan sebagai cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e- learning, peserta didik (learner atau siswa) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelasuntuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru/tutor secara langsung. Virtual Learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentusaja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.

            2Aktivitas sistem Virtual Class
                                    Kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh mahasiswa saat ini dapat digambarkan secara umum sebagai berikut:
a.   Mahasiswa menempati kelas dengan jadwal kuliah tertentu. Kelas tersebut khusus disediakan untuk pembelajaran secara virtual, sehingga pada kelas telah dilengkapi dengan pengeras suara, LCD komputer, microphone, dan beberapa kamera pengawas. Alat-alat tersebut terhubung melalui jaringan ke komputer milik dosen pengajar.
b.  Interaksi antara mahasiswa dengan dosen dilakukan di tempat terpisah dengan syarat waktu kuliah tetap disepakati bersama antara dosen dengan mahasiswa.
c.  Mahasiswa yang berada di kelas, mengikuti presentasi melalui web virtual class yang juga menampilkan wajah dosen pengajar. Jika ada pertanyaan, mahasiswa tinggal maju ke depan dan bertanya melalui michropone yang tersedia.

Aktivitas dalam sistem Virtual Class Menurut Aristio (2008) ada beberapa rincian aktivitas dosen dalam sistem Virtual Class, meliputi : (a). Pembukaan kelas, di sini dosen memberikan instruksi kepada mahasiswa untuk melakukan absen. (b). Penutupan kelas. (c). Presentasi dengan video streamming. (d). Upload dan download materi perkuliahan yang akan diberikan. (e). Membuat soal ujian, model soal diserahkan sepenuhnya kepada dosen pengajar. (f). Memeriksa jumlah mahasiswa yang hadir atau mengikuti virtual class ini. (g). Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa dengan menggunakan microphone atau lewat chatting. (h). Memberikan tugas yang menunjang materi yang dibawakan. (i). Diskusi melalui forum (optional).
Berikut ini rincian aktivitas mahasiswa dalam sistem Virtual Class:
a.    Absen secara online menggunakan web yang disediakan.
b.    Evaluasi dalam bentuk online.
c.  Berinteraksi dengan dosen secara audio visual dan atau menggunakan fasilitas chatting
d.    Diskusi melalui forum (optional)

C. Penerapan Sistem Virtual Class

            Kegiatan belajar dengan system virtual class membutuhkan beberapa perangkat dalam pelaksanaannya, diantaranya: 2 buah kamera (1 di ruangan dosen dan 1 lagi di kelas), Layar beserta LCD Proyektor, 2 buah Mic (1 di ruang dosen dan 1 lagi di kelas), Pengawas di kelas yang diambilkan dari pegawai Tata Usaha, 2 buah Speaker (1 di ruang dosen dan 1 lagi di kelas), 2 buah CPU (1 di kelas tanpa monitor dan 1 di ruang dosen dengan monitor), 2 Buah Keyboard dan Mouse (1 di ruang kelas dan 1 di ruang dosen). Sistem Virtual Class dengan menggunakan aplikasi Darwin Streaming Server (DSS) terdiri dari 3 bagian utama yaitu bagian broadcaster, bagian streaming server, dan bagian web server. Gambaran mengenai virtual class dapat di lihat pada Gambar 1. Gambar 1. Sistem Virtual Class (Arrohwany,2008)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan Virtual Class, adalah sebagai berikut:
a. Ketersediaan hardware dan software pendukung yang dibutuhkan
b. Tersedianya infrastruktur jaringan pendukung yang memadai
c. Kebijakan yang mendukung pelaksanaan Virtual Class

Beberapa ciri penerapan Student-Centered Learning di Perguruan Tinggi yaitu sebagai berikut:
a. Terjadinya berbagai aktivitas belajar;
b. Display hasil karya mahasiswa;
c. Tersedia banyak materi belajar dari berbagai sumber belajar;
d. Tersedia banyak tempat yang nyaman untuk diskusi/bercengkerama;
e. Ada keterlibatan dunia bisnis/industri dan masyarakat lainnya;

Parameter Student-Centered Learning Beberapa parameter yang dapat mengukur penerapan Student-Centered Learning adalah :
a. Terjadinya perubahan pola belajar mahasiswa
b. Terjadinya perubahan pola mengajar dosen
c. Terjadinya suasana perkuliahan yang lebih interaktif dan dinamis
d. Terpenuhinya 3 kompetensi pembelajaran (to know, to do, to be)

D.  Hasil Pelaksanaan Metode Student Centered Learning menggunakan Virtual Class

Bila ditinjau dari penjelasan sebelumnya mengenai teknologi Virtual Class dan atribut kualitas Student-Centered Learning, maka dapat kita temukan hubungan antara pengadaan Virtual Class dengan metode pembelajaran Student-Centered Learning yaitu bagaimana implementasi Virtual Class sebagai salah satu strategi pembelajaran dapat meningkatkan kualitas Student-Centered Learning di Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan kualitas Student-Centered Learning dapat dicapai dengan implementasi Virtual Class dengan memperhatikan hal-hal berikut ini :
1. Virtual Class harus dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Selain itu juga menciptakan suasana belajar di kelas yang lebih interaktif dan dinamis. Hal tersebut antara lain dapat diwujudkan dengan merumuskan tujuan pembelajaran yang jelas dan spesifik., menyusun bahan belajar yang baik, dan memfasilitasi terjadinya komunikasi timbal balik antara mahasiswa dan dosen.
2. Virtual Class harus dapat menyediakan berbagai fasilitas perkuliahan yang terintegrasi (tugas-tugas, bahan kuliah, rencana pembelajaran, dan penilaian hasil belajar) dan dapat mengukur pencapaian kompetensi mahasiswa. Sehingga dari hal tersebut diharapkan terjadinya pola belajar mahasiswa dan penilaian dosen.
3. Virtual Class juga perlu dirancang supaya siswa dapat berbagi (share) hasil karya dan bertukar pengalaman dalam menerapkan pengetahuan yang telah diperolehnya. Misalnya konferensi jarak jauh atau desktop video conference dapat digunakan untuk ceramah atau penyajian. Dapat juga dilakukan simulasi secara online mengenai penerapan pengetahuan tentang prosedur melakukan sesuatu yang baru dipelajari. Simulasi seperti ini harus dirancang untuk dapat memperoleh umpan balik, sehingga dapat diketahui apakah penerapan pengetahuan yang disimulasikan tersebut benar atau salah.
4. Virtual Class harus dapat meningkatkan motivasi kuliah mahasiswa karena selama ini mahasiswa cenderung malas datang ke kampus untuk kuliah dan mengentengkan absensi dengan titip absen ke temannya.

Pada kondisi saat ini, sudah ada beberapa Perguruan Tinggi yang telah mengimplementasikan Virtual Class pada proses pembelajarannya. Namun, ternyata tidak semudah yang dibayangkan dalam pelaksanaannya. Terkadang respon dari mahasiswa juga tidak selalu positif dalam penerepan Virtual Class ini, sehingga perlu pertimbangan matang-matang dalam mencoba menerapkan konsep Virtual Class ini. Bila konsep Virtual Class ini dapat diterapkan dengan rapi dan baik, maka secara tidak langsung akan berpengaruh baik sedikit ataupun banyak terhadap keberhasilan metode Student-Centered Learning yang dijalankan dalam mencapai kompetensi tertentu yang diharapkan.
  
3     Kesimpulan
Metode pembelajaran berpusat pada siswa (Student-Centered Learning) memberikan ruang gerak lebih bagi mahasiswa untuk dapat berpartisipasi aktif dalam aktivitas perkuliahan di Perguruan Tinggi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Melalui penerapan Student-Centered Learning ini maka mahasiswa dapat mengoptimalkan kemampuannya dalam belajar kreatif dan mandiri sehingga peran dosen dalam proses pembelajaran lebih diarahkan sebagai pendamping dan fasilitator belajar mahasiswa. Untuk mendukung penerapan Student-Centered Learning ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan Information and Communication Technology (ICT) dalam berbagai macam strategi pembelajaran, salah satunya adalah dengan mengimplementasikan konsep kelas virtual (Virtual Class).


DAFTAR PUSTAKA


Aristio, A. P., 2008. Penerapan e-Learning di Indonesia : Virtual Class di Fakultas Teknologi Informasi-Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Tersedia: http://parvian.wordpress.com /2008/07/13/penerapan-e-learning-di-indonesia/. Diakses 1 Januari 2010.
Arrohwany., Membangun Kelas Virtual: "Belajar Jarak Jauh Dengan Aplikasi Darwin Streaming Server", Tersedia http://images.arrohwany.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/SJOdCAoKCEMA.HbsG@o1/Membangun%20Kelas%20Virtual_%20_Belajar%20Jarak%20Jauh%20Dengan%20Aplikasi%20Darwin%20Streaming%20Server_.pdf?key=arrohwany:journal:4797&nmid=108465359. Diakses 1 Januari 2010.
Isjoni. Pembelajaran Virtual. Perpaduan Indonesia-Malaysia. Pustaka Belajar 2008, Yogyakarta.
Permana, W., 2008. Implementasi WordPress Sebagai Blogging Software Pendukung Student-Centered Learning, Skripsi Program Sarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tersedia: http://wimkhan.files.wordpress. com/2008/07/isi-skripsi-wim-permana.pdf. Diakses 1 Januari 2010.
Suranto, B., 2009. Virtual Classroom: Strategi Pembelajaran Berbasis Synchronous E-Learning. Makalah yang disajikan pada Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) Yogyakarta. Tersedia: http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/ article/view/1221/1009. Diakses 1 Januari 2010.

0 komentar:

Posting Komentar