Delicious LinkedIn Facebook Twitter RSS Feed

REFLEKSI PENYIARAN JAMBI Tahun 2012


 PENYIARAN JAMBI SELAMA TAHUN 2012

Banyaknya pilihan dalam memperoleh informasi saat ini memerlukan keterampilan untuk cerdas bermedia. Perkembangan dunia penyiaran di Provinsi Jambi haruslah berbanding lurus dengan peningkatan sumber daya manusia penyiaran yang akan menghasilkan program siaran yang berkualitas.

Saat ini tontonan yang ada di TV baik Nasional dan lokal bisa memuntahkan apa saja melalui programnya. Bahkan untuk kategori berita, bukan berarti apa yang diberitakan benar adanya. Menyoroti perkembangan penyiaran di provinsi Jambi ada beberapa catatan yang menjadi tolak ukurnya.

Pertama, dari segi kuantitas, dilihat dari bertambahnya calon lembaga penyiaran yang akan bersiaran di kota dan setiap kabupaten di provinsi Jambi, baik untuk radio dan televisi. Baik yang didirikan oleh swata dan pemerintah daerah/publik. Terjadi peningkatan yang signifikan hingga lebih 50% tahun tahun sebelumnya.

Sebenarnya ada dua jenis lagi lembaga penyiaran yang kurang menjadi minat buat calon pendiri yaitu lembaga penyiaran komunitas dan lembaga penyiaran berjaringan. Untuk komunitas sendiri merupakan lembaga penyiaran non komersial. Dibutuhkan support dari suatu komunitas/yayasan yang mempunyai kekuatan fungsional yang kuat dalam pelaksanaanya. Meningkatnya perekonomian rakyat Jambi juga mempunyai pengaruh dalam penanaman investasi dalam penyiaran.

Kedua, secara kualitas. Dilihat dari mulai beragamnya program yang disajikan oleh station radio dan televisi. Segala bentuk usaha yang telah dilakukan professional tv/radio patut diapresiasi dengan beberapa catatan.

Catatan buat penyiaran di Jambi
1.     -- Berita adalah Program acarayang paling diminati oleh masyarakat Jambi. (keterangan ini didapat dari berbagai sumber seperti survey KPID Jambi, dan beberapa lembaga penyiaran yang melakukan survey untuk kepentingan internal).
Masyarakat membutuhkan informasi tentang keadan lokal daerahnya masing-masing, yang disampaikan dalam bentuk berita. Kemasan penyampaian berita perlu di perbaiki, baik dari SDM yang digunakan dan cara memproduksi berita. Tentunya ada etika jurnalistik dan etika penyiaran yang menjadi regulasinya. Outputnya adalah berita yang benar danberimbang.



2.   --  Masih terdapat sentralisasi penyiaran pada suatu wilayah, bahkan ada kabupaten yang belum mempunyai lembaga penyiaran yang bersiaran diwilayahnya. Sangat disayangkan jika terbatasnya akses informasi yang bisa diterima. Sehingga expose informasi tentang daerah masih minim.

3.    -- Kesadaran bahwa lembaga penyiaran merupakan media komunikasi massa yang mempunyai kemampuan mengkonstruksi realitas sosial maka penyelenggaraannya dilaksanakan secara bertanggung jawab dan berorientasi pada kepentingan publik, bukan kepada kepentingan kepemilikan. Tv/radio dapat menjadi corong untuk menyampaikan keterbukaan informasi publik.

4.    -- Perlunya kretifitas dalam memproduksi siaran dengan muatan lokal yang kuat. Walau saat ini tontonan masih terasa monoton, seperti siaran acara yang selalu diulang-ulang (terkadang sering tidak up to date), didominasi oleh iklan berbayar nasional, sehingga menyurutkan minat masyarakat untuk menonton tv lokal. Tak salah jika 72% masyarakat kota Jambi masih memilih TV nasional sebagai tontonannya. Alternatif solusi pilihan program siaran dapat disajikan secara faktual dan non faktual dengan memperhatikan aspek etik. Penggalian mendalam pada seni tradisional daerah Jambi, dan disampaikan dengan menarik.

5.    --Radio merupakan media buat telinga. Radio diprovinsi Jambi saat ini berkembang dengan jumlah yang sangat signifikan. Hal yang menjadi catatan adalah bagaimana radio itu memiliki manajemen yang tertata dan kuat (mulai dari manajemen program, stategi yang digunakan, dan pemasaran) agar biaya operasionalnya bisa tertanggulangi. Selain itu, perlunya ciri khas yang membedakan satu radio dengan radio lainnya, sehingga tidak terkesan asal-asalan bersiaran/sekedar memutar lagu.

6.    --Adanya dukungan pemerintah daerah menggunakan lembaga penyiaran lokal sebagai tempat sosialisasi dan mempublikasikan program pemerintahan. Jika selama ini lebih dominan menggunakan media cetak, maka diharapkan ada support beriklan di media penyiaran lokal.

Peluang dan Tantangan
Masih banyak tersisanya kanal frekuensi di provinsi Jambi, memberikan kesempatan untuk mendirikan lembaga penyiaran, baik tv dan radio. Maka secara otomatis akan menciptakan lapangan pekerjaan buat daerah tersebut dan transformasi informasi ketengah masyarakat akan mudah didapat.
Provinsi Jambi  merupakan provinsi yang sedang berkembang, pembangunan insfrastruktur transportasi dan komunikasi akan memberikan kemudahan dalam perkembangan penyiaran kedepannya.

Menyongsong era digitalisasi beberapa tahun kedepan, merupakan tantangan tersendiri buat penyiaran lokal di Jambi.  Karena, ditengah banjirnya pilihan masyarakat untuk mendapatkan informasi melalui media elektronik, diharapkan lembaga penyiaran lokal memiliki manajemen penyiaran yang tangguh. Lebih berani mengeksploitasi kekayaan daerah dengan program siaran yang ‘menjual’.  Melakukan peningkatan pada sumber daya manusia, sehingga akan menciptakan penyiaran yang professional dibidangnya.

Sebagai perwakilan masyarakat dibidang penyiaran, Komisi Penyiaran Daerah (KPID) Jambi yang baru dibentuk 1,5 tahun lalu, agar dapat menjalankan tupoksinya dengan tepat dan benar. Sehingga keberadaannya dapat dirasakan oleh masyarakat dan lembaga penyiaran itu sendiri. Hal yang tak kalah pentingnya adalah dukungan dari masyarakat Jambi terhadap perkembangan penyiaran lokal.


0 komentar:

Posting Komentar