PENYIARAN JAMBI SELAMA TAHUN 2012
Banyaknya pilihan dalam memperoleh informasi saat ini
memerlukan keterampilan untuk cerdas bermedia. Perkembangan dunia penyiaran di
Provinsi Jambi haruslah berbanding lurus dengan peningkatan sumber daya manusia
penyiaran yang akan menghasilkan program siaran yang berkualitas.
Saat ini tontonan yang ada di TV baik Nasional dan lokal bisa
memuntahkan apa saja melalui programnya. Bahkan untuk kategori berita, bukan
berarti apa yang diberitakan benar adanya. Menyoroti perkembangan penyiaran di
provinsi Jambi ada beberapa catatan yang menjadi tolak ukurnya.
Pertama, dari segi kuantitas, dilihat dari bertambahnya
calon lembaga penyiaran yang akan bersiaran di kota dan setiap kabupaten di
provinsi Jambi, baik untuk radio dan televisi. Baik yang didirikan oleh swata
dan pemerintah daerah/publik. Terjadi peningkatan yang signifikan hingga lebih
50% tahun tahun sebelumnya.
Sebenarnya ada dua jenis lagi lembaga penyiaran yang
kurang menjadi minat buat calon pendiri yaitu lembaga penyiaran komunitas dan
lembaga penyiaran berjaringan. Untuk komunitas sendiri merupakan lembaga
penyiaran non komersial. Dibutuhkan support dari suatu komunitas/yayasan yang
mempunyai kekuatan fungsional yang kuat dalam pelaksanaanya. Meningkatnya perekonomian
rakyat Jambi juga mempunyai pengaruh dalam penanaman investasi dalam penyiaran.
Kedua, secara
kualitas. Dilihat dari mulai beragamnya program yang disajikan oleh station
radio dan televisi. Segala bentuk usaha yang telah dilakukan professional tv/radio
patut diapresiasi dengan beberapa catatan.
Catatan
buat penyiaran di Jambi
1. -- Berita adalah Program acarayang paling diminati oleh masyarakat Jambi. (keterangan
ini didapat dari berbagai sumber seperti survey KPID Jambi, dan beberapa
lembaga penyiaran yang melakukan survey untuk kepentingan internal).
Masyarakat membutuhkan informasi tentang
keadan lokal daerahnya masing-masing, yang disampaikan dalam bentuk berita. Kemasan
penyampaian berita perlu di perbaiki, baik dari SDM yang digunakan dan cara memproduksi
berita. Tentunya ada etika jurnalistik dan etika penyiaran yang menjadi
regulasinya. Outputnya adalah berita yang benar danberimbang.
2. -- Masih
terdapat sentralisasi penyiaran pada suatu wilayah, bahkan ada kabupaten yang
belum mempunyai lembaga penyiaran yang bersiaran diwilayahnya. Sangat
disayangkan jika terbatasnya akses informasi yang bisa diterima. Sehingga
expose informasi tentang daerah masih minim.
3. -- Kesadaran
bahwa lembaga penyiaran merupakan media komunikasi massa
yang mempunyai kemampuan mengkonstruksi realitas sosial maka penyelenggaraannya
dilaksanakan secara bertanggung jawab dan berorientasi pada kepentingan publik,
bukan kepada kepentingan kepemilikan. Tv/radio dapat menjadi corong untuk
menyampaikan keterbukaan informasi publik.
4. -- Perlunya
kretifitas dalam memproduksi siaran dengan muatan lokal yang kuat. Walau saat
ini tontonan masih terasa monoton, seperti siaran acara yang selalu
diulang-ulang (terkadang sering tidak up to date), didominasi oleh iklan
berbayar nasional, sehingga menyurutkan minat masyarakat untuk menonton tv
lokal. Tak salah jika 72% masyarakat kota Jambi masih memilih TV nasional
sebagai tontonannya. Alternatif solusi pilihan program siaran dapat disajikan
secara faktual dan non faktual dengan memperhatikan aspek etik. Penggalian
mendalam pada seni tradisional daerah Jambi, dan disampaikan dengan menarik.
5. --Radio
merupakan media buat telinga. Radio diprovinsi Jambi saat ini berkembang dengan
jumlah yang sangat signifikan. Hal yang menjadi catatan adalah bagaimana radio
itu memiliki manajemen yang tertata dan kuat (mulai dari manajemen program,
stategi yang digunakan, dan pemasaran) agar biaya operasionalnya bisa
tertanggulangi. Selain itu, perlunya ciri khas yang membedakan satu radio
dengan radio lainnya, sehingga tidak terkesan asal-asalan bersiaran/sekedar
memutar lagu.
6. --Adanya
dukungan pemerintah daerah menggunakan lembaga penyiaran lokal sebagai tempat
sosialisasi dan mempublikasikan program pemerintahan. Jika selama ini lebih
dominan menggunakan media cetak, maka diharapkan ada support beriklan di media
penyiaran lokal.
Peluang
dan Tantangan
Masih banyak tersisanya kanal frekuensi di provinsi
Jambi, memberikan kesempatan untuk mendirikan lembaga penyiaran, baik tv dan
radio. Maka secara otomatis akan menciptakan lapangan pekerjaan buat daerah
tersebut dan transformasi informasi ketengah masyarakat akan mudah didapat.
Provinsi Jambi merupakan
provinsi yang sedang berkembang, pembangunan insfrastruktur transportasi dan
komunikasi akan memberikan kemudahan dalam perkembangan penyiaran kedepannya.
Menyongsong era digitalisasi beberapa tahun kedepan,
merupakan tantangan tersendiri buat penyiaran lokal di Jambi. Karena, ditengah banjirnya pilihan masyarakat
untuk mendapatkan informasi melalui media elektronik, diharapkan lembaga
penyiaran lokal memiliki manajemen penyiaran yang tangguh. Lebih berani
mengeksploitasi kekayaan daerah dengan program siaran yang ‘menjual’. Melakukan peningkatan pada sumber daya
manusia, sehingga akan menciptakan penyiaran yang professional dibidangnya.
Sebagai perwakilan masyarakat dibidang penyiaran, Komisi
Penyiaran Daerah (KPID) Jambi yang baru dibentuk 1,5 tahun lalu, agar dapat
menjalankan tupoksinya dengan tepat dan benar. Sehingga keberadaannya dapat
dirasakan oleh masyarakat dan lembaga penyiaran itu sendiri. Hal yang tak kalah
pentingnya adalah dukungan dari masyarakat Jambi terhadap perkembangan
penyiaran lokal.
0 komentar:
Posting Komentar