Oleh :
NOVI ARIYANI. S.Pd
Post on Jambi Ekspres, 16 Juni 2009
“Bagaimana menjadi pemimpin yang baik?” adalah judul artikel yang dimuat Jambi Ekspres edisi 7 mei 2009 pada halaman Untukmu Guruku, membuat saya ingin menambahkan hal-hal lebih yang terkait didalamnya. Ada beberapa hal mendasar yang harus dimiliki empunya diri/pemimpin.
Didalam artikel tersebut telah diuraikan apakah yang dimaksud dengan Pemimpin (Leader), pembagian bentuk kepemimpinan (yang terbagi atas Authoritorian, Democratic dan Laissez Faire) serta ciri-ciri pemimpin yang efektif dengan segala kriteria-kriteria yang telah dituliskan, sehingga pada akhirnya menjadi seorang pemimpin yang baik.
Berbicara tentang pemimpin (ketua), tentunya ada yang dipimpin (anggota). Dalam kontek bisnis perusahaan, seorang pemimpin disebut sebagai pemimpin perusahaan yang memiliki karyawan untuk dipimpin. Kalau dikaitkan dalam kontek sekolah, maka seorang pemimpin disebut sebagai kepala sekolah, yang memiliki guru sebagai orang yang harus dipimpinnya. Kita (guru) memiliki pemimpin dengan bentuk kepemimpinan yang berbeda antara satu sama lain. Tidaklah akan sama, karena mereka (pemimpin) memiliki model/gaya tersendiri, sehingga menghasilkan sentuhan yang berarti atau bahkan tidak berarti bagi bawahannya.
Adanya kesenangan/hobi seorang pemimpin dapat memberikan sentuhan tersendiri. Contohnya seorang pemimpin, dalam hal ini kepala sekolah yang memiliki jiwa seni yang kental, maka Ia akan berusaha bagaimana caranya untuk mengembangakan potensi dari siswanya dalam bidang kesenian, bahkan tidak tanggung-tanggung ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekstrakulikulernya. Seperti ikut memainkan gitar bila mampu untuk memainkannya atau sebagainya.
Saya mencoba mengambil contoh seorang pebisnis yang berhasil memimpin perusahannya. Ia adalah Gunadi Sindhuwinata. Apa yang dimikinya sebagai pemimpin? Saya akan memberikan jawabannya dan mencoba untuk mengaitkannya dalam dunia pendidikan disekolah terutama bagi seorang pemimpin, sehingga pada akhirnya dapat diambil segi positifnya.
Gunadi Sindhuwinata adalah seorang CEO Indomobil Group. Ia adalah pemimpin kerajaan Indomobil group yang memiliki lebih dari 60 perusahaan, dihuni oleh puluhan ribu karyawan dengan latar belakang yang berbeda. Tentunya tidak mudah untuk memimpin sehingga tetap eksis sampai saat ini. Hal-hal apa yang dimilikinya?. Seperti yang dituliskan oleh A.M Lilik Agung, ada empat model pemimpin ala Gunadi Sindhuwinata, yaitu karakter/sifat, visi, perilaku dan keyakinan. Saya coba membaginya atas tiga bagian saja, yaitu; karakter/sifat, visi, dan keyakinan. Perilaku dapat dikategorikan kedalam cerminan hasil karakter/sifat.
1. Model pertama disebut “karakter/sifat”.
Seorang pakar kepemimpinan nomor wahid dunia bernama Warren Bennis, dalam pandangannya seorang pemimpin itu dibentuk bukan dilahirkan (memiliki gen kepemimpinan). Bagaimana cara membentuknya? Jawabanya dengan membentuk karakter, karena pemimpin yang berkarakter akan mengetahui tanggung jawabnya dan menghargai segala tindakannya plus tindakan anak buahnya, mendemonstrasikan nilai-nilai pendidikan dalam kehidupan sehari-hari. Pemimpin yang berkarakter juga akan memiliki kharisma pribadi yang dirinya disegani sekaligus dicintai oleh bawahannya. Menjadi orang yang disegani lebih baik dari pada ditakuti, bila bawahan sayang pada atasan maka segala urusan akan terasa mudah (take and give).
Cerminan hasil dari karakter/sifat yaitu adanya bentuk perilaku. Pada peran, apa yang dilakukan pemimpin dan bagaimana dia bertindak serta berbicara akan menjadi panutan anak buahnya, hanya bisa dicontohkan. Moral merupakan tuntunan utama dalam berprilaku agar terciptanya pengendalian jiwa. Jangan sampai ada yang menilai jelek terhadap kepemimpinan kita. Bukankah akan lebih baik selama Anda menjadi pemimpin menghasilkan perubahan yang lebih baik.
2. Model kedua ; visi
Biasanya disebut sebagai pemimpin yang visioner. Pemimpin visioner merupakan pemimpin yang selalu mencetuskan imajenasi serta gagasan dan mendorong patner kerja (guru) agar mencapai tujuan yang ada sekarang agar lebih maju dimasa yang akan datang. Jika ada pemimpin yang berkoar-koar tentang visi tetapi pada akhirnya terjerembab dalam implementasinya, artinya Ia kurang pada ide/pemahaman akan kebutuhan dan lingkungan sekitar. Dengan langkah awal memiliki ide yang akan dilaksanakan selama masa kepemimpinan , kemudian berfikir bagaimana ide ini dapat menghasilkan sesuatu yang kreatif, menyusun rencana bagaimana mewujudkannya, dan yang pqalingpemting adalah kegiatan implementasi dari ide tersebut.
Selain itu kemampuan mendorong baik bagi diri sendiri maupun orang lain untuk menjalani perubahan. Jangan ada anggapan “bahwa bawahan tidak boleh lebih dari pimpinan”. Semua berhak untuk mendapat perubahan yang lebih maju, terutama dalam menerima informasi pendidikan. Dapat menilai akan kelebihan yang dimiliki patner kerja (guru) dengan segala prestasi yang dimiliki, sesekali memberikan reward (pujian/sekedar ucapan selamat) tidak menurunkan citra Anda sebagai pemimpin. Bukankan dengan semakin banyak perubahan untuk kemajuan akan lebih baik?.
3. Model ketiga berjejuluk ; Keyakinan
Kemampuan untuk mengambil keputusan beserta risikonya. Dalam hidup masusia, resiko adalah sahabat kehidupan. Terlepas darisepakat atau tidak tampa kita sadari dalam setiap apa yang kita lakukan dekat dengan risiko. Misalnya Anda mau berangkat sekialah untuk mengajar, dijalan kita mengendarai motor/mobil, bisa saja anda terjatuh atau kecalakaan (semoga ini tidak terjadi ya). Sikap pengambilan risiko (risk taking) seorang pemimpin adalah kombinasi antara hasil perhitungan dan tindakan. Kombinasi keduanya disebut sebagai calculated risk taking. Yang penting seorang pemimpin harus memiliki optimisme, dengan mendengarkan pendapat orang lain sebagai pertimbangan. Karena tak selamanya pemimpin itu mengambil keputusan yang benar, kooperatiflah dalam tindakan.
Seorang pemimpin harus siap menghadapi para stakeholders dan stakeholders internal agar terbentuknya keselarasan dan tercipta tim yang kuat lagi solid. Jiwa pemimpin yang baik, akan menganggap apa yang dimilikinya sekarang adalah sutu titipan yang pada akhirnya akan kembali pada-Nya. Maka jangan membuat sesuatu yang tidak baik, karena hasilnya kita sendirilah yang akan mempertanggung jawabkannya pada dunia dan akhirat.
Dari tiga hal diatas, bila telah dimiliki oleh seorang pemimpin maka diharapkan ia akan menjadi pemimpin yang berhasil. Hal ini juga berlaku pada diri kita sendiri (guru) karena kita adalah pemimpin didalam kelas. Ada baiknya kita coba untuk bercermin dan instropeksi diri pada kata bijak berikut ini; “Hidup akan sangat mengasikkan, apa bila kita diberi tanggung jawab yang besar. Hidup akan terasa hampa dan tanpa arti apabila kita gagal mengemban tanggung jawab”. Diharapkan tujuan akhirnya kita dapat beribadah dengan jalan menjadi pemimpin.
Salam...!***
(Please, rewrite u'r suggestion, thanks)
0 komentar:
Posting Komentar