MANAJEMEN SEKOLAH TERHADAP
KINERJA GURU
Oleh :
Siapa yang tidak senang mendengar berita bahwa tunjangan guru PNS yang berada dibawah naungan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) maupun Departemen Agama (Depag) akan naik, walaupun ini baru sebatas rencana. Tunjangan yang diperuntukkan untuk memperbaiki kesejahteraan kehidupan guru saat ini, terutama untuk mendongkrak gaji guru PNS dengan golongan terendah. Sehingga pada akhirnya nanti gaji terendah untuk seorang guru adalah Rp 2 juta per bulan. Apakah jumlah ini dapat mencukupi kebutuhan yang diperlukan? Tentunya Anda memiliki jawaban tersendiri.
Ini adalah salah satu cara pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia . Kesejahteraan yang dirasakan oleh seorang guru secara tidak langsung sangat mempengaruhi kinerga guru. Seorang guru diharapkan dapat fokus terhadap tugasnya untuk mengajar dan mendidik. Tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaan akan menghasilkan kinerja yang baik.
Kinerja guru perlu ditingkatkan untuk mencapai standar tertentu, maka dibutuhkan suatu manajemen kinerja (performance management). Pada pelaksanaannya nanti apa yang dipraktekkan dikelas telah direncanakan terlebih dahulu. Kita kenal dengan ADM mengajar (seorang guru membuat rencana pembelajaran).
Lebih jauh coba kita pahami tentang manajemen kinerja. Didalam manajemen kinerja terjadi sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang guru dan kepala sekolah. Perlunya pemahaman kerja guru dan kerja kepala sekolah dalam suatu sistim. Kalaulah kita menginginkan adanya suatu nilai tambah untuk setiap bagian dari sistim tersebut, mari kita pahami fungsi kerja esensial seorang guru dalam proses pembelajaran peserta didik (Abin Syamsuddin, 2003), diantaranya adalah :
1. Guru sebagai perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses belajar mengajar (pre-teaching problems)
2. Guru sebagai pelaksana (organizer), yang harus dapat menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana, di mana ia bertindak sebagai seorang sumber (resource person), konsultan kepemimpinan yang bijaksana dalam arti demokratik & humanistik (manusiawi) selama proses berlangsung (during teaching problems).
3. Guru sebagai penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisa, menafsirkan dan akhirnya harus memberikan pertimbangan (judgement), atas tingkat keberhasilan proses pembelajaran, berdasarkan kriteria yang ditetapkan, baik mengenai aspek keefektifan prosesnya maupun kualifikasi produknya.
Setelah pemahaman diatas, maka manajemen kinerja guru juga sangat berkaitan erat dengan tugas kepala sekolah untuk melakukan komunikasi yang berkesinambungan, melalui jalinan kemitraan dengan seluruh guru di sekolahnya. Seberapa besar kontribusi pekerjaan guru bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah dalam melakukan pekerjaannya dengan baik. Terciptanya kerja sama antara guru dan kepala sekolah yang bertujuan untuk mempertahankan, memperbaiki, maupun mengembangkan kinerja guru yang sudah ada sekarang. Perlunya pengukuran terhadap prestasi kerja seorang guru dalam pelaksanaan tugasnya, maka akan didapat apa yang telah tercapaian dan hambatannya.
Jika diurutkan maka manajemen kinerja dimulai dari perencanaan kinerja, komunikasi kinerja dan evaluasi kinerja. Perencanaan kinerja merupakan suatu proses di mana guru dan kepala sekolah bekerja sama merencanakan apa yang harus dikerjakan guru pada tahun mendatang, menentukan bagaimana kinerja harus diukur, mengenali dan merencanakan cara mengatasi kendala, serta mencapai pemahaman bersama tentang pekerjaan itu.
Komunikasi yang terjadi merupakan proses di mana kepala sekolah dan guru bekerja sama untuk saling berbagi informasi mengenai perkembangan kerja, hambatan dan permasalahan yang mungkin timbul, solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah, dan bagaimana kepala sekolah dapat membantu guru. Arti pentingnya terletak pada kemampuannya mengidentifikasi dan menanggulangi kesulitan atau persoalan sebelum itu menjadi besar.
Dalam manajemen kinerja seorang guru juga perlu dievaluasi, jadi bukan anak didik saja setelah pembelajaran dilakukan evalusi, tetapi guru juga. Lalu siapakah yang mengevaluasinya?, tentunya kepala sekolah (evaluator). Evaluasi dapat dilakukan pada periode tertentu. Tujuan melaksanakan evaluasi ini adalah untuk mengukur kompetensi guru dan mendukung pengembangan profesionalisme. Penilaian kinerja hanyalah sebuah titik awal bagi diskusi serta diagnosis lebih lanjut. Dalam fase ini juga kinerja guru dikaji dan dibandingkan dengan ekspektasi yang telah ditetapkan dalam rencana kinerja.
Setelah tahapan itu semua akan berakhir pada kinerga guru yang termanajemen. Seorang guru yang siap akan tantangan kehidupan global. Peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesionalnya. Guru harus harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran peserta didik.
Guru di masa mendatang tidak lagi menjadi satu-satunya orang yang paling well informed terhadap berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang tumbuh, berkembang, berinteraksi dengan manusia di jagat raya ini. Di masa depan, guru bukan satu-satunya orang yang lebih pandai di tengah-tengah peserta didiknya. Jika guru tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang demikian cepat, ia akan terpuruk secara profesional. Kalau hal ini terjadi, ia akan kehilangan kepercayaan baik dari peserta didik, orang tua maupun masyarakat. Untuk menghadapi tantangan profesionalitas tersebut, guru perlu berfikir secara antisipatif dan proaktif. Artinya, guru harus melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya secara terus menerus, dan memenejnya dalam manajemen kinerja.
"SALAM PENDIDIKAN buat Rekan-rekan Semua"
0 komentar:
Posting Komentar